BOGOR, Today – Pencarian penadah-penadah besar gurandil masih terus dilakukan jajaran Polres Bogor. Kapolres AKPB Suyudi Ario Seto menegaskan tak akan ragu untuk mengungÂkap para aktor intelektual yang ada dibelakang para gurandil.
“Tidak ada itu kagok atau apapun. Pengembangan masih terus dilakukan kok. Kalau meÂmang ada yang bermain dibelaÂkang gurandil, pasti kami tinÂdak. Siapapun orang kami tidak peduli,†tegas AKBP Suyudi.
Ia pun mengelak jika dinilai setengah-setengah mengungÂkap kasus pasca pembongÂkaran pemukiman gurandil di Kampung Ciguha, Desa Bantar Karet Kecamatan Nanggung. Terlebih, ada hubungan dekat dengan Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Ade Ruhandi.
“Kata siapa. Siapapun itu, pasti kami tindak jika memang terbukti. Selain pengejaran, kami juga terus melakukan sosialisasi kepada warga supaya tidak lagi beprofesi sebagai penambang emas tradisional,†lanjutnya.
Sebelumnya, Mantan Wakil Bupati (Wabup) Bogor, KarÂyawan Faturachman menilai, kedekatan Ketua DPRD KaÂbupaten Bogor, Ade Ruhandi dengan Kapolres Bogor, AKBP Suyudi Ario Seto sebagai upaya untuk memberikan tekanan keÂpada polres agar tidak terlalu lebar dalam mengembangkan kasus pongkor.
“Itu taktik Jaro Ade (pangÂgilan Ade Ruhandi, red) dekat dengan kapolres buat memÂbuat kagok dalam pengusutan kasus Pongkor. Sementara dia sudah diperintahkan Kapolda Jawa Barat. Makanya jangan mau dipepet sama Jaro Ade,†tegas pria yang kini fokus menÂjadi budayawan itu.
Mantan wabup yang akrab disapa Karfat ini melanjutkan, dengan keakraban yang dijalin antara kapolres dan Jaro Ade, untuk menghambat laju AKBP Suyudi Ario Seto untuk memÂbongkar penadah-penadah besar yang diduga dilakoni pejabat teras di Bumi Tegar Beriman.
“Makanya dia pernah kan waktu diwawancara bilang ‘hati-hati kamu kalau bicara’. Itu tuh dia takut diungkap kalau ada keterlibatannya. Semua warga di sekitar Pongkor sudah tahu kok siapa Jaro Ade itu,†katanya.
Sementara Pemerintah KaÂbupaten Bogor masih bingung untuk mencarikan pekerjaan alternatif bagi warga Nanggung.
Bupati Bogor, Nurhayanti pun masih pusing untuk mengÂgiring para gurandil beralih profesi dari menambang emas. Pasalnya, pekerjaan ini telah mereka lakukan jauh sebelum Antam mengeksplorasi gunung tersebut.
“Untuk membangkitkan ekonomi dari sektor pertanian misalnya, kami menggandeng Dinas Pertanian dan KehuÂtanan. Kemudian sektor peterÂnakan, Dinas Peternakan dan Perikanan. Kami juga berharap PT Antam segera mencairkan CSRnya kepada warga yang terkena penertiban kemarin,†jelas Nurhayanti.
Meski begitu, Nurhayanti mengaku, untuk memberi satu pekerjaan baru kepada warga Nanggung tidak mudah, pasalnya mereka telah lama bekerja sebagai penambang emas. Bahkan, jauh sebelum Antam datang di Pongkor.
“Ya perlahan lah ya. Tapi Alhamdulillah, PT Antam juga bagus kok komunikasinya keÂpada pemkab dan ke warga disÂana,†lanjutnya.
Warga Kampung Ciguha sendiri menginginkan PemerÂintah Kabupaten Bogor fokus pada mengarahkan mereka bagaimana cara untuk bercoÂcok tanam atau memanfaatkan apa yang bisa digali disana.
“Kalau cuma berdagang, imbasnya tidak besar buat kami. Lebih baik pemerintah memberi tahu kami bagaimana cara bercocok tanam dan apa yang bisa ditanam di kampung kami ini,†kata Sodri (56) warga Kampung Ciguha. (*)