kantor-pertamina-perseroJAKARTA TODAY – Pertamina melaku­kan pembenahan kontrak-kontrak pembelian atau impor bahan bakar minyak (BBM) dan elpiji jangka pan­jang. Banyak dari kontrak tersebut nilainya terlalu mahal, karena ada ket­erlibatan middle man alias makelar.

Direktur Pemasaran Pertamina, Ah­mad Bambang, menegaskan, dengan pembenahan kontrak tersebut, Per­tamina dapat menghemat triliunan ru­piah per tahun. “Kami banyak melaku­kan pembenahan kontrak kerja sama. kita membuang middle man, membe­nahi kontrak-kontrak lama yang pakai penguasa,” kata Bambang.

Bambang mencontohkan, dua kon­trak yang nilainya terlalu mahal, kare­na keterlibatan makelar dan ada inter­vensi penguasa. Pertama, Oil Tangking Merak (OTM). Bambang mengatakan, kontrak dengan OTM ini sedang diusut oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). “OTM itu aslinya Oil Tangking Merak, milik Oil Tangking GmbH pe­rusahaan asal Jerman. Lalu dibeli oleh pengusaha berinisial MR dan anaknya, lalu diubah menjadi Orbit Terminal Merak (OTM). Nilai kontraknya terlalu besar,” jelasnya.

BACA JUGA :  RKPD Kota Bogor Tahun 2025, Jalan R3 dan Sekolah Baru jadi Prioritas

Kedua, terkait impor elpiji dari Timur Tengah yang dari segi biaya an­gkut saja mencapai US$ 65 per metrik ton (MT). Menurut Bambang, biaya tersebut sangat mahal. “Itu angkutan elpiji impor dari Timur Tengah biaya per MT US$ 65, saya ancam akan am­bil sendiri, kalau nggak punya tanker, sewa saja,” ungkap Bambang.

Bambang mengatakan, akhirnya pihaknya lebih memilih untuk men­gambil sendiri elpiji dari Timur Ten­gah, dengan menanggung biaya ang­kut sendiri. Setelah dihitung, ternyata keputusan tersebut dapat menekan biaya angkut elpiji, dari sebelumnya kalau diterima di Indonesia biayanya US$ 65/MT, sedangkan dengan diam­bil sendiri ke Timur Tengah biayanya hanya US$ 30/MT. “Hemat US$ 35/MT. Coba kalikan impor Elpiji kita setahun 4,2 juta ton, hemat berapa? US$ 147 juta (setara Rp 2 triliun dengan kurs Rp 13.700),” ungkap Bambang.

BACA JUGA :  Dijamin Bikin Nagih! Ini Dia Resep Kolang Kaling Saus Santan yang Sedap dan Mantap

Ketika ditegaskan kembali, apakah kedua contoh kontrak yang nilainya terlalu mahal tersebut menggunakan middle man (makelar) dan invervensi pengusaha? “Betul. Makanya seha­bis OTM masih akan banyak muncul berita-berita heboh lainnya, dan nanti pasti makin banyak serangan ke Per­tamina, tapi biar sajalah. Kontrak itu kemahalan akibat middle man dan ket­erlibatan penguasa,” tegasnya.

(Yuska Apitya/dtk)

============================================================
============================================================
============================================================