Banyak orang yang belum mengenal apa itu kawasaki disease (penyakit kawasaki). Boleh jadi, penyakit yang sering menyerang anak-anak ini sudah harus mulai diwaspadai, sebab di Indonesia tercatat dalam setahun ada 5.000 anak yang terkena penyakit ini.
Oleh : LATIFA FITRIA
[email protected]
Penyakit kawasaki (PK) ditemukan pertama kali oleh Dr Tomisaku KaÂwasaki di Jepang pada 1967, saat itu dikenal seÂbagai mucocutaneous lymphnode syndrome. Untuk menghormati penemunya, maka dinamakan peÂnyakit kawasaki.
Di Indonesia, kasus penyakit Ini ditemukan sejak 1996. DipreÂdiksi setidaknya ada 5.000 kasus baru penderita Kawasaki setiap tahun. Namun hanya sekitar 100- 200 kasus yang terungkap sehingÂga masih ada ribuan kasus penyaÂkit kawasaki yang masih belum diketahui.
Sekitar 20-40 persen menÂgalami kerusakan pada pembuluh koroner jantung. Sebagian akan sembuh, namun sebagian lain terpaksa menjalani hidup dengan jantung yang cacat akibat aliran darah koroner yang terganggu.
“Penyakit ini akibat virus, dan butuh waktu tiga sampai enam bulan untuk proses penyembuÂhannya,†menurut Dokter Umum, Dr Levi Olivia.
Dasar terjadinya Penyakit KaÂwasaki adalah radang pembuluh darah (vaskulitis) pada arteri yang mengenai banyak organ, tapi yang paling berbahaya adalah pada janÂtung (arteri koroner).
Dampak jangka pendek mungÂkin belum terlalu serius, tetapi pada sebagian kasus terjadi komÂplikasi jangka panjang termasuk kerusakan arteri koroner berupa penyempitan (stenosis) yang dapat berakibat fatal.
Kawasaki terutama menyerang anak balita dengan perbandinÂgan anak laki-laki lebih banyak terserang daripada anak peremÂpuan. Menurut perhitungan, di Indonesia setiap tahunnya terjadi sekira 5.000 kasus baru. Namun sebagian besar tidak terdiagnosis. Meski penyebab PK hingga saat ini belum diketahui, bisa ditegaskan bahwa PK tidak menular.
Penyakit Kawasaki adalah peÂnyakit langka pada masa kanak-kanak yang dapat merusak pemÂbuluh darah, khususnya arteri koronaria yaitu pembuluh darah yang membawa darah ke otot janÂtung. Penyakit Kawasaki ini tidak menular.
Penyakit Kawasaki ini paling sering terjadi pada anak-anak usia 1 sampai 2 tahun dan jarang pada anak-anak yang berusia lebih tua dari 8 tahun. Perjalanan penyaÂkit dapat menjadi parah sehingga merisaukan orang tua. KebanÂyakan anak-anak yang dirawat dapat sembuh dari penyakit ini tanpa masalah jangka panjang. Dokter akan memantau anak unÂtuk masalah jantung selama beÂberapa minggu sampai beberapa bulan setelah pengobatan.
Walaupun demikian, penyakit ini harus segera diberikan pengoÂbatan, karena bisa menyebabkan komplikasi ke jantung yang bisa menyebabkan pembengkakan pembuluh darah jantung dan kerusakan jantung. Bahkan bisa menyebabkan serangan jantung pada anak-anak. Komplikasi ke jantung bisa dihindari jika penÂgobatan di lkukan tidak lebih dari satu minggu setelah anak terserang demam.
Penyakit ini hanya bisa diÂidentifikasi dari gejala-gejala yang mengikutinya, tidak ada pemerÂiksaan khusus yang bisa menenÂtukan apakah seorang anak terÂjangkit penyakit ini atau tidak, sedangkan penyakit ini perlu penanganan secepatnya untuk mencegah komplikasi.
“Sehingga yang harus diperÂhatikan adalah gejalanya saja, jika terjadi demam tinggi pada anak sampai mencapai lebih dari 39°c dan tidak turun selama 5 hari diiÂkuti dengan 4 sampai 5 gejala di atas, bisa dipastikan anak terseÂbut sindrom kawasaki,†pungkas Dr Levi. (*)