TRASE proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan dimulai dari Halim Perdanakusuma, Jakarta dan berakhir di Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, dengan melewati delapan kabupaten dan kota.
YUSKA APITYA AJI ISWANTO
[email protected]
Yang asalnya berakhir di Kota Bandung, sekarang berakhirnya jadi di KabuÂpaten Bandung,†kata GuÂbernur Jawa Barat Ahmad Heryawan di Bandung, kemarin.
Kabupaten/kota yang terkait dalam proyek pembangunan ini adaÂlah Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, Kota Bandung dan Kabupaten Bandung.
Aher- sapaan akrabnya, menuÂturkan Pemprov Jabar tidak ingin ketinggalkan momentum dalam mendorong lahirnya titik baru perÂtumbuhan ekonomi di Jawa Barat dengan merespon cepat rencana pembangunan kereta cepat itu.
“Alhamdulilah kita lakukan koorÂdinasi, konsolidasi antara konsorÂsium PT Kereta Api Cepat Indonesia China, dengan Pemprov Jabar dan kabupaten/kota terkait,†kata dia.
Ia menuturkan keterlibatan kepala daerah penting karena pemÂbangunan kereta cepat terintegrasi dengan pengembangan pusat perÂtumbuhan ekonomi baru di Jawa Barat yang berada di koridor Jakarta- Bandung.
Dia berharap pemerintah puÂsat segera mempercepat rencana pembangunan Kereta Cepat Jakarta- Bandung agar proyek ini diselesaiÂkan sesuai tenggang waktu.
Kereta ini akan menerapkan teknologi driverless (tanpa pengeÂmudi/masinis) dan Safety Index Level IV dari Cina, ungkap Direktur Utama Kereta Api Cepat Indonesia- Cina, Hanggoro.
“Termasuk driverless, tapi seÂcara psikologi masih ada driver yang bertugas buka tutup pintu, mengaÂwasi penumpang, memantau situÂasi di jalur ada apa,†kata Hanggoro, kemarin.
Hanggoro menuturkan, teknoloÂgi Safety Indeks Level IV tersebut memiliki beberapa kelebihan di antaranya tidak ada lagi ruang bagi kecelakaan yang disebabkan human errors. “Safety index level ini tertÂinggi di dunia dan baru Negara Cina saja yang menggunakan. KelebihanÂnya semua faktor diperhitungkan seÂhingga tidak ada space untuk human errors,†kata dia.
Menurut Hanggoro, teknologi train control di Indonesia dimulai dengan pemasangan ATP (automatÂic train protection), yakni sebuah teknologi pengendalian kereta seÂcara otomatis apabila terjadi kelalaÂian masinis sehingga kereta api tidak akan melanggar sinyal.
Saat ini, dia menambahkan, pihaknya terus berbenah meningÂkatkan kemampuan sumber daya manusia yang terlibat dalam pemÂbuatan kereta api cepat Bandung-JaÂkarta ini. “Yang pasti kita terus beruÂpaya memperbaiki SDM dengan cara kita sekolahkan lagi atau magang di luar negeri,†kata Hanggoro.
Ia mengatakan groundbreaking proyek pembangunan Kereta Api Cepat Bandung-Jakarta ditargetkan akan dimulai pada April 2016. “Dan alhamdulillah, Bapak Gubernur Jawa Barat sangat mendukung atas peÂnugasan dan pembangunan kereta api cepat ini. Dengan pembanguÂnan kereta api cepat ini, koridor Bandung-Jakarta bisa dibangun lebÂih cepat lagi. Manfaat bagi seluruh masyarakat di sepanjang koridor ini,†ujarnya.
Beberapa perizinan dan rekoÂmendasi sedang diproses baik oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta, Kementerian Perhubungan maupun Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
“Saat ini kami sedang menunggu penerbitan izin amdal yang prosÂesnya masih berlangsung di KemenÂterian Lingkungan Hidup dan KehuÂtanan,†kata Hanggoro. (/net)