TEXAS, TODAY — Harga minyak dunia maÂsih melanjutkan kejatuhannya hingga titik terendah. Hingga Selasa(8/12/2015), minyak produksi Amerika Serikat (AS) jenis West TexÂas Intermediate (WTI) turun ke bawah USD 37 per barel untuk pertama kalinya sejak krisis keuangan global 2008/2009 lalu. Kondisi penurunan harga minyak ini disebabkan oleh produksi minyak yang terus melimpah, dan Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) memutuskan untuk tetap mempertahankan produksinya.
Dilansir dari Reuters, Selasa (8/12/2015), harga kontrak minÂyak jenis Brent turun 60 sen menjadi USD 40,13 per barel, sementara harga WTI turun 79 sen menjadi USD 36,86 per barel. “Penurunan harga ini karena adanya fundamental baru setelah keputusan OPEC,†jelas riset JBC Energy.
Bila harga minyak Brent tuÂrun ke bawah USD 36 per barel, berarti akan ada tingkat harga terendah baru sejak 2004. SeÂjumlah bank seperti Goldman Sachs memperkirakan, harga minyak bisa menyentuh USD 20 per barel tahun ini. Semua ini akibat pasokan yang berlebih.
Harga minyak dunia jatuh ke tingkat terendahnya seÂjak krisis ekonomi global 2008/2009 atau 6 tahun yang lalu. Pada Senin kemarin, harga minyak yang diproduksi AmeriÂka Serikat (AS) yaitu jenis West Texas Intermediate (WTI) jatuh 6% ke USD 37,5 per barel.
Dilansir dari CNN, Selasa (8/12/2015), banyaknya pasokan minyak dunia saat ini, memÂbuat harga minyak terjun hamÂpir 2/3 dari harga tertingginya, yaitu USD 108 per barel di Juni 2014. Kondisi penurunan ini membuat saham perusahaan-perusahaan energi turun di bursa saham Wall Street AS.
Penurunan harga minyak terjadi, karena pada Jumat peÂkan lalu, Organization of the Petroleum Exporting CounÂtries (OPEC) memutuskan unÂtuk tetap mempertahankan produksi minyak meski harga terus turun. Penurunan harga minyak juga terjadi di pasar Asia. “Keputusan dari anggota OPEC untuk mempertahankÂan produksi minyaknya tetap tinggi, menimbulkan tekanan kepada harga minyak dalam jangka pendek,†kata Direktur Investasi dari Sun Global InvestÂments, Sanjiv Shah.
OPEC gagal sepakat untuk memangkas produksi minÂyaknya, karena ada ketidakÂsepakatan antara Arab Saudi dan Iran. Saat ini, produksi minÂyak anggota OPEC mencapai lebih dari 30 juta barel per hari.
Bensin dan Solar Stabil
Meskipun harga minyak mentah dunia kembali anjlok menyentuh level USD 37 per barÂrel, namun tak lantas membuat harga BBM di dalam negeri sepÂerti Premium dan Solar turun.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementerian ESDM, IGN Wiratmaja Puja, menegaskan, meski harga minÂyak kembali merosot, pemerÂintah belum akan menurunkan harga BBM. “Itu kan (harga BBM) ada evaluasinya setiap 3 bulan baru bisa dinilai,†ujar WiÂratmadja usai acara Launcheon Talk di Pullman Hotel, Jakarta, Selasa (8/12/2015).
Artinya setiap 3 bulan sekali, pemerintah melakukan evaluasi terhadap harga BBM. Ia mengungkapkan, kembali turunnya harga minyak dunia rupanya juga menjadi pembaÂhasan utama, dalam pertemuan negara-negara produsen minÂyak dunia atau OPEC di Wina, Austria. “Saya baru kembali usai menghadiri sidang OPEC di Wina kemarin. Keputusannya, meski harga turun, tidak ada pengurangan produksi minyak dari negara-negara anggota OPEC. Harga minyak saat ini tuÂrun 5%,†kata Wiratmadja.
Turunnya harga minyak, bagi Indonesia, kata WiratmÂadja, salah satunya berdampak pada menurunkan pendapatan negara. “Harga minyak turun, akan berpengaruh ke hulu yaitu penerimaan negara juga turun,†tambahnya.
(Yuska Apitya Aji/dtkf)