BOGOR, Today – Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) KabuÂpaten Bogor memberi penÂgajaran kepada 1.000 pelajar SMA/SMK tentang sejarah dan kebudayaan Sunda dan turut mengundang Eman Sulaeman, budayawan Sunda dan Taufik Rahman, seorang akademisi dari Universitas Pendidikan InÂdonesia (UPI) Bandung.
“Budaya dan bahasa SunÂda dewasa ini mulai banyak ditinggalkan, makanya diperÂlukan suatu gerakan massif dan terstruktur untuk melesÂtarikannya, agar budaya yang mengandung nilai-nilai luhur dan filosofi hidup ini tak hilang ditelan zaman,†kata Taufik Rahman.
Ia menjelaskan, agar genÂerasi muda tertarik dengan budaya Sunda, titik awalnya mereka harus diajari dulu penÂgetahuan tentang asal muasal atau sejarah urang Sunda.
“Jujur saja, saya tak meÂnyangka, ternyata ribuan peÂlajar yang memadati gedung Gymnasium IPB ini sangat anÂtusias, saat saya memaparkan sejaran urang Sunda berikut budayanya,†ungkapnya.
Taufik menambahkan, peÂlajar sebagai generasi muda sangat penting untuk mengeÂtahui akar budaya tanah kelaÂhiranya. “Kalau bukan merÂeka yang melestarikan budaya Sunda siapa lagi, acara seperti ini diperlukan dan saya minta intensitasnya diperbanyak jangan hanya setahun sekali,†ujarnya.
Sekretaris Dispora, Wawan Darmawan mengatakan, acara yang bertajuk ngabedah Sunda tujuannya untuk melestarikan bahasa dan budaya urang SunÂda. “Dari 1.000 an pelajar yang hadir di acara ini, tak menutup kemungkinan banyak yang tak mengerti atau tidak kenal denÂgan budaya Sunda,†kata manÂtan Camat Gunungsindur ini.
Ngabedah Sunda ini, kata Wawan menjadi titik awal unÂtuk pelestarian budaya yang menjadi ciri khas warga Jawa Barat.
“Setidaknya dengan acara ini, para pelajar akan lebih mencintai akar budaya sendiri, seperti bangsa Jepang, meski negaranya maju, warganya maÂsih memegang teguh tradisi buÂdayanya,†tegasnya.
Kepala Bidang PemberdayÂaan Pemuda dan Pelajar Asep Achadiat Sudrajat menambahÂkan, acara Ngabedah Sunda ini punya nilai luhur, karena melalui acara ini para pelajar diberi pemahaman dan pengeÂtahuan soal akar dan asal usul urang Sunda.
“Pelajar ini akan menjadi pilar dalam pelestarian buÂdaya Sunda, agar keberadaanÂnya tetap lestari, untuk memÂperkaya khasanah budaya bangsa,†tandasnya.
(Rishad Noviansyah)