BOGOR, TODAYÂ – Dilatarbelakangi kesulitan mencari benih padi yang berimbas pada produksi padi khususnya di KecaÂmatan Jasinga, Pemerintah Kabupaten Bogor bekerjasama denÂgan Yayasan Asaefurohim Divisi Pertanian bersama Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) membuat lahan pertanian seluas 6 hektare yang ditanami padi mekongga dan mampu menghasilkan 9 ton padi sekali panen.
Berlokasi di Desa Setu Kecamatan Jasinga, masyarakat melakukan panen raya perdana,pada Sabtu (5/12/2015) yang dipimpin Bupati Bogor, Nurhayanti dan menargetkan bidang pertanian menghasilkan benih padi berseritifikat yang dari daerahnya sendiri.
Saat ini kebutuhan benih sebesar 1.000 ton dan pemerÂintah baru terealisasi 225 ton dan kebutuhan beras satu juta ton dan baru dapat memenuhi 70 persen kebutuhan warga. Maka tak heran, Bumi Tegar Beriman masih membutuhkan benih dari daerah lain.
“Saya mengapreasi panen perdana kali ini, bagaimana peningkatan produksi pertanian harus terus di dorong karena akan meningkatkan daya beli masyarakat. Kami juga melakukan pembinaan kepada para petani dan terus menyeÂdiakan lahan pertanian, sehingga pada tahun 2018, kebutuÂhan 1000 ton dan produksi beras yang mencapai 1 juta ton bisa tercapai,†jelas Yanti.
Yanti berjanji untuk meningkatkan infrastruktur pertanian yang ada di Kabupaten Bogor. “Peningkatan infrastruktur pertaÂnian akan terus dilakukan, akses jalannya terus diperbaiki dan peÂnyuluh berbasis masyarakat akan dimaksimalkan,†tambahnya.
Ditempat yang sama, Ketua HKTI Pusat, Fadli Zon meminta Pemerintah Kabupaten Bogor untuk menambah lahan perÂsawahan, karena potensi pertanian diwilayah ini sangat besar untuk dimaksimalkan.
“Saya bangga akan panen perdana benih bibit, namun saya berpesan kepada Pemerintah Kabupaten Bogor untuk meÂnambah lahan produksi pertanian, banyak manfaat bila lahan ditambah karena masyarakat dapat mendapatkan beras denÂgan harga murah karena hasil produksi daerahnya sendiri dan dapat mencapai misi yang direncanakan,†tegasnya.
HKTI juga akan membantu para petani,seperti harga beras hasil panen tidak mengunakan HPP dan GKP,sehingga bila harga beras jatuh di pasaran Pemerintah wajib membeli beras dari para petani dan kesejahteraan para petani pun akan diperhatikan karena selama ini petani identik dengan hidup susah namun kedepan akan segera dirumah mainset tersebut.
(Rishad Noviansyah/Inten/Nadya)