Kabar gembira dari PT Bank Mandiri Tbk (BMRI). Bank pelat merah papan atas ini berencana menurunkan suku bunga kreditnya di tahun depan. Dengan asumsi suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang dipangkas 50 basis poin (bps) atau 0,5%.
Oleh : ALFIAN MUJANI
[email protected]
Diperkirakan bunga kredit Bank Mandiri juga akan dituÂrunkan di SeÂmester II-2016,’’ kata Direktur Finance and Strategy Bank Mandiri Kartika WirjoatmodÂjo dalam Economic Outlook Mandiri, di Plaza Mandiri, JaÂkarta, Senin (21/12/2015).
Pria yang akrab disapa Tiko ini menjelaskan, melihat berÂbagai indikator makro ekonoÂmi yang terus membaik, BI seharusnya bisa mulai melonggarkan keÂbijakan moneter dengan menuÂrunkan BI rate.
“Suku bunga itu memang gampang-gampang susah. Inflasi terkendali di
bawah 3%, harÂusnya kebiÂjakan suku bunga mulai mengarah ke positif, kita sangat memaÂhami BI di awal tidak langsung menurunkan BI rate. Mungkin BI akan ngukur 1-2 kali (the Fed) lagi baru akan comfortÂable naikin BI rate,†terang dia.
Perbankan sendiri, Tiko mengungkapkan, akan lebih berhati-hati dalam menyeÂsuaikan bunga kreditnya. “Kita lihat pertumÂbuhan kredit juga, baru akan kelihatan di second half. Yang pasti perbankan tahun depan lebih optiÂmistis. Kebijakan pemerintah sudah mulai mendapatkan respons. Ini harapannya meningkatkan growth GDP kita,†terang Tiko.
Selain itu, Mandiri berencana menaikan tingkat suku bunga deÂposito nasabah kaya di tahun depan. Kebijakan ini seiring raupan dana pihak ketiga perÂbankan dan tahun depan diÂperkirakan likuiditas perbankÂan kembali mengetat.
Kenaikan suku bunga deposito Bank Mandiri hanya diperuntuÂkan bagi nasabah kakap alias speÂcial rate, sementara yang lainnya tidak berubah. “Khususnya yang special rate. Kalau rate counter nggak berubah,†kata Tiko.
Menurut Tiko, kenaikan suku bunga deposito tersebut tidak akan jauh dari penetaÂpan suku bunga deposito saat ini di angka 7,5%. Selain itu, rencana penyesuaian suku bunga deposito ini seiring dengan persaingan obliÂgasi pemerintah yang memberikan imbal hasil yang lebih meÂnarik. “Kalau ada sedikit persaingan, kan pemerintah juga mau nerbitin obligasi,†ujar Tiko.
(dtc)