Cokelat yang hangat bisa dipaduÂkan dengan wafer, biskuit atau seÂjenisnya. Bisa juga langsung dilahap dengan sensasi kenikmatan di mulut. Rasanya, dijamin tidak kalah dengan merek-merek cokelat dunia yang raÂmai dijual di pasaran.
Menariknya, harga yang ditawarÂkan sangat miring. Bukan karena rasa, melainkan biaya produksi yang cukup efisien. Satu botol dijual pada kisaran Rp 50.000 dan hanya bisa didapatkan dengan cara memesan via online.
“Hingga saat ini baru membuka toko online. Untuk toko (offline), kita belum membuka toko offline, saat ini masih home industri di daerah BandÂung,†kata Nugraha Sugiarta, FoundÂer Denu Cokelat di Gedung Smesco, Jakarta.
Nugraha sudah memulai usaÂhanya sejak 2012 lalu, bersama sang istrinya, yakni Amelia DeÂvita. Memasuki tahun keempat, nama Denu Cokelat sudah cukup dikenal.
Media sosial dan pameran menÂjadi andalan promosi serta penjuaÂlan produknya. Omzetnya sekarang mencapai kisaran Rp 100 juta dalam sebulan.
Produk ini juga dititipkan pada beberapa toko di luar Bandung, di antaranya Jakarta, Yogyakarta, SuraÂbaya, Makasar, Palembang. Target dari Nugraha ke depannya adalah membuka toko sendiri. “Hanya toko offline kita belum punya. HarapanÂnya pemerintah bisa memberikan kemudahan dalam membuka beruÂsaha,†paparnya.
(detik)