PDJTDirut PDJT Transpakuan Kota Bogor, Krisna Kuncahyo, telah berkantor dua hari belakangan. Belum ada formatur jabatan yang ia umumkan. Benarkah, banyak tekanan dan titipan dari Balaikota Bogor dan ornamen LSM atau ormas?

Oleh : Abdul Kadir Basalamah
[email protected]

Kemarin, Wakil Wali Kota Bo­gor, Usmar Hariman, me­manggil Krisna Kuncahyo dan sejumlah ahli dibidang trans­portasi lokal untuk duduk bersama. Langkah ini diambil dengan ala­san mengadakan rapat koordinasi men­genai penataan transportasi Kota Bogor.

Rapat ini dihadiri oleh berbagai kalangan dibidang transportasi, mulai dari perwakilan DLLAJ Kota Bogor dan berbagai macam stakeholder transportasi Kota Bogor.

Dalam paparannya, Usmar menu­turkan, sebelum membenahi tata kelola transportasi Kota Bogor di lapangan, pi­haknya perlu menyusun strategi tata ke­lola transportasi. Hal ini dibuktikan den­gan datangnya sejumlah pihak yang ahli dibidang transportasi yang memiliki jam terbang tingkat dewa.

Menurut Usmar, dari hasil diskusi para ahli bidang transportasi Kota Bogor menghasilkan beberapa point penting. Diantaranya, adanya bentuk kemiripan management antara Transpakuan Bo­gor dengan Perusahaan Otobus (PO) an­gkutan lokal. Sehingga, tidak menutup kemungkinan diadakannya kerjasama regional tentang transportasi Pemerin­tahan Kota Bogor dengan Pemerintahan Kabupaten Bogor.

BACA JUGA :  Menu Buka Puasa dengan Udang Manis Asam Pedas yang Lezat dan Nikmat Bikin Nagih

“Sebelumnya saya pernah membahas tentang kerja sama ini beberapa waktu silam di DKI Jakarta. Transpakuan Bogor telah mengantongi ijin resmi dari Bupati Kabupaten Bogor dan Dinas Perhubun­gan untuk rute Cidanial atau Barang Siang ke Bellanova,” kata Usmar kemarin.

Menurut Usmar, kerjasama ini akan menghasilkan target penghasilan yang cukup menggiurkan diwilayah Baranang Siang sampai Bellanova, tentunya dengan funsi untuk menyehatkan kembali PDJT yang sedang sakit.

“Kita targetkan penghasilan diarea ini 500-600 juta perbulan, karena diarea ini menurut para ahli bidang transportasi Kota Bogor merupakan rute yang sehat dalam artian calon penumpangnya ban­yak,” tandasnya.

Menurut Usmar, dengan melibatkan para PO dimanajemen maka PDJT akan disertifikasikan sebagai bentuk usaha. Uniknya, Usmar menuturkan bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) di PDJT akan dipangkas untuk mengurangi beban anggaran PDJT, dia mengatakan terlalu banyaknya SDMlah yang menyebabkan PDJT cenderung merugi.

BACA JUGA :  Masyarakat Diberikan Pemahaman Epilepsi Oleh RSUD Leuwiliang

“Dengan melihat penghasilan PDJT yang minim, nominal angka untuk menggaji para SDM di BUMD ini dirasa terlalu tinggi, mung­kin akan dikurangi jumlahnya SDMnya setelah adanya kerja sama manajemen dengan PO,” kata Usmar.

Menurut Usmar, modal yang dikeluarkan untuk PDJT sebanyak 30 miliar, dikurangi keseluruhan jumlah hutang hanya tersisa 3 miliar, sehingga dana yang ter­sisa haram untuk digunakan sebagai operasional. Hal ini­lah yang menyebabkan angka penjualan tiket menjadi target yang dikejar untuk mengem­bangkan PDJT.

“PDJT tidak akan ter­tolong apabila tidak dikembangkan dalam waktu cepat, mungkin Agustus sudah be­rakhir bila kita tidak menyusun strategi pengembangan seperti ini mulai dari seka­rang,” te­gas Usmar. (*)

============================================================
============================================================
============================================================