44caf16a1e1e75fc4fa8ebece71d89b27c138ae8c9ee1c47ccc011bb0061c018_largeITULAH pesan sederhanya yang dititipkan Claudio Ranieri kepada anak asuhnya di Leicester City usai mereka secara perkasa meremukkan Manchester City di Etihad Stadium 1-3, akhir pekan lalu dan membawa The Foxes semakin mantap bersaing dalam perebutan titel Liga Primer Inggris 2015/2016.

Oleh : RISHAD NOVIANSYAH
[email protected]

KEMENANGAN spe­ktakuler The Foxes atas The Citizen membawa mereka unggul lima dari pesaing terdekat di papan klase­men sementara, Tottenham Hotspur dan Arsenal, masing-masing dengan torehan 48 poin.

“Ini merupakan kali pertama dalam hidup mereka melaku­kan hal seistimewa ini. Penting untuk tidak melihat ke bawah (di papan klasemen) atau ke belakang (ke arah tim-tim yang mengejar),” ucap Ranieri.

“Seperti seorang pemanjat, Anda harus melihat ke atas. Ka­lau melihat ke bawah Anda akan merasa, ‘Ya Tuhan, lihat di mana posisi sekarang’,” tuturnya.

Leicester baru promosi ke Premier League pada 2014 dan musim lalu harus berjuang keras menghindari degradasi, sesuatu yang kontras dengan situasi saat ini. Ranieri, yang tiba awal musim ini, menegaskan para pemainnya tahu benar tentang yang namanya tekanan.

“Musim lalu merupakan sebuah musim penuh tekanan besar buat mereka. Sekarang mereka dapat mengingat tekan­an yang mereka hadapi musim lalu. Sekarang mereka dapat mengenang seberapa sulitnya saat itu dan merasa tenang,” kata Ranieri.

“Ada tekanan pada tim-tim lain yang sudah menghabiskan banyak uang untuk menjuarai Premier League atau Liga Cham­pions. Tentu saja mereka juga gugup tapi itu bukan masalah saya,” sebutnya.

Penampilan gemilang Leicester City, musim ini bukan kebetulan. Mereka memang memiliki kekuatan, karakter sebagai salah satu tim terbaik di Liga Inggris. Hal itu diungkap Manajer Manchester City, Man­uel Pellegrini.

Dengan mata kepalanya sendiri, Pellegrini menyaksikan tim asuhannya dibantai di kan­dang sendiri. Pria Cile ini bahkan tak sungkan menyebut Leicester City sebagai tim favorit juara Liga Inggris. “Jika mereka bisa terus bermain bagus seperti ini, bukan tak mungkin mereka jadi juara di akhir musim,” tutur Pel­legrini, seperti dilansir Manches­ter Evening.

BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kabupaten Bogor, Kamis 28 Maret 2024

Saat ini, Leicester memang makin kokoh berada di puncak klasemen Liga Inggris dengan 53 poin. Jumlah itu enam poin lebih banyak dari torehan Man­chester City, yang turun ke po­sisi keempat.

Namun, kata Pellegrini, kompetisi masih panjang. Ma­sih banyak kemungkinan bisa terjadi, termasuk kemungkinan Leicester City tergelincir di laga-laga selanjutnya.

“Ya, tergantung apa yang bisa mereka lakukan sejak saat ini hingga akhir musim,” Pel­legrini, 62 tahun melanjutkan. “Yang jelas, 13 pertandingan terakhir akan sangat sulit di­prediksi.”

Fakta ini pula yang mem­buat Pellegrini masih yakin akan kans pasukannya untuk jadi juara. Yang terpenting seka­rang, kata mantan pelatih Real Madrid ini adalah bagaimana Manchester City bangkit di laga-laga selanjutnya.

“Tentu saja kami harus berkembang. Banyak harus kami benahi dari kekalahan lawan Leicester City ini. Saat ini, kami memang tidak dalam performa terbaik. Kami han­ya memilliki 14 pemain yang benar-benar fit dan harus me­mainkan banyak pertandin­gan,” lanjutnya.

Maka itu, kata Pellegrini, 13 pertandingan terakhir ini akan sangat menentukan. Dia pun meminta pasukannya agar benar-benar fokus. Apalagi, mulai pertengahan Februari ini mereka juga harus berlaga di 16 besar Liga Champions lawan klub Ukraina, Dynamo Kyiv.

“Setidaknya kami masih pu­nya 39 poin lagi yang bisa kami menangkan. Pekan depan, kami akan menghadapi tim peringkat kedua, Tottenham Hotspur. Itu harus kami menangkan,” Pel­legrini menegaskan.

Sementara itu, terkait masa depannya, Pellegrini tak mau banyak bicara. Seperti diketa­hui, mulai musim 2016/2017, Pel­legrini tak akan lagi menangani ManCity. Tempatnya akan digan­tikan Josep Guardiola.

BACA JUGA :  Dijamin Bikin Nagih! Ini Dia Resep Kolang Kaling Saus Santan yang Sedap dan Mantap

Dia juga membantah, keka­lahan dari Leicester City ini terjadi lantaran dirinya kurang konsentrasi. Menurutnya, hal itu tak ada hubungannya den­gan kehadiran Guardiola di City. “Saya kira, saya terlalu banyak bicara soal itu (kehadiran Guar­diola),” ujarnya. “Saya kira juga tidak fair, jika menyebut hal itu sebagai alasan kami kalah. Yang jelas, Leiester City bermain lebih baik,” lanjutnya.

Mulai Dipreteli

Kekuatan The Foxes bu­kan hanya karena kekom­pakan 11 pemain dilapangan dan racikan ajaib Claudio Ra­nieri. Pencari bakat tim, Ben Wrigglesworth juga berperan penting. Karena dirinyalah Ri­yad Mahrez bersedia datang ke King Power Stadium.

Namun, Ben dikabarkan dibajak oleh Arsenal. Sebelum pertandingan Leicester mela­wan Arsenal akhir pekan nanti, Wrigglesworth mengumumkan di Twitter kepastiannya heng­kang ke Emirates Stadium. “Setelah melewati tiga seten­gah musim yang luar biasa dan bekerja dengan orang yang hebat, kini saya memulai bab baru,” tulisnya.

“Ini adalah keputusan yang sangat sulit, meninggal­kan Leicester, tetapi saya akan mengambil kesempatan yang mungkin tidak datang dua kali. Saya doakan yang terbaik untuk Leicester di masa depan dan sangat bersyukur bisa kerja den­gan mereka yang membawa ke tempat baru saya,” tutupnya.

Sosok Wrigglesworth yang didatangkan Mahrez dari tim Ligue 2 Prancis La Havre dengan harga 400 ribu poundsterling jadi pembelian tersukses untuk Leicester. Pemain berusia 24 ta­hun sudah mencetak 14 gol dan 10 assist yang turut mengantar timnya ke puncak klasemen. Terakhir, ia mencetak satu gol dalam kemenangan 3-0 Leices­ter atas Manchester City.

Selain Mahrez, Wriglesworth juga mendatangkan N’Golo Kante yang jadi andalan di lini tengah Leicester. Pemain asal Prancis itu tercatat belum sekali­pun absen musim ini dari 25 per­tandingan dan sukses mencetak satu gol.

============================================================
============================================================
============================================================