MEMPERINGATI Hari Gizi Nasional 2016 yang jatuh pada 25 Januari lalu, Pergizi Pangan Indonesia dan PT Sarihusada Generasi Mahardika (Sarihusada) bekerjasama dengan Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat Institut Pertanian Bogor (IPB), dengan menggelar seminar ilmiah populer dengan tema “Mewujudkan Gizi Seimbang Menuju Bangsa Sehat Berprestasiâ€, untuk mendukung peningkatan kesadaran dan kepedulian masyarakat akan gizi seimbang, bertempat di Auditorium Thoyyib Adiwijaya, FAPERTA Kampus IPB, Darmaga, Kota Bogor, Rabu (10/2/2016).
Oleh : Latifa Fitria
[email protected]
Seminar dibuka oleh Dr. Anung Sugihantono, Mkes, Dirjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes diwakili oleh Ir. Doddy IzÂwardy, MA Direktur Gizi MaÂsyarakat Kemenkes, yang juga menjadi pembicara utama. Pembicara lainnya berasal unsur akademis dan pemerinÂtah, yaitu Dr. Camalia WilayÂat Sumaryana, MKM, Kepala Dinas Kesehatan Kab. Bogor diwakili oleh Ir.Sri Basuki Dwi Lestari, MKM Kabid Promosi & Sumber Daya Kesehatan, Dinas Kesehatan Kab. Bogor, Prof. Dr. Hardinsyah, Ketua Umum PERÂGIZI PANGAN Indonesia, Prof. Dr. Ratu Ayu Dewi Sartika, Apt MSc, Guru Besar FKM Univ. Indonesia, serta Dr. Ir. Basuki Budiman, Msc PH, Ketua JurÂnal Penelitian Gizi & Makanan. Seminar membahas mengenai berbagai permasalahan gizi terÂkini, peran penting gizi bagi keÂcerdasan dan prestasi generasi bangsa, serta gizi seimbang.
Seminar ini diikuti oleh kurang lebih 500 peserta yang terdiri dari akademisi, ahli gizi, ahli pangan, pengelola dan pelaksana program gizi dan pangan, pengurus organisasi wanita, pengurus TP PKK, toÂkoh pemuda dan tokoh maÂsyarakat serta khalayak umum.
Dengan topik “Pentingnya Pangan Hewani, Buah dan Sayur Mewujudkan Bangsa Sehat Berprestasiâ€, Prof. HarÂdinsyah, Ketua Umum Pergizi Pangan Indonesia, memaparÂkan jika kondisi konsumsi panÂgan hewani, sayur dan buah penduduk Indonesia masih memprihatinkan. Panduan Gizi Seimbang (Kemenkes, 2015) menganjurkan setiap remaja dan dewasa IndoneÂsia mengkonsumsi 2-4 porsi (100-200g) pangan hewani, 3-4 porsi (300-400g) sayur dan 2-3 porsi (100-150g) buah setiap hari guna memenuhi kebutuhan protein, vitamin, mineral serta serat untuk hidÂup sehat. “Kenyataannya saat ini konsumsi sayur dan buah baru sekitar seperemÂpat jumlah yang dianjurkan dan konsumsi pangan hewani baru tiga-perempat jumlah yang dianjurkan,†kata dia.
Berbagai studi telah memÂbuktikan, samÂbungnya, bahwa konsumsi pangan hewani yang cukup dapat mencegah defisiensi gizi mikro, menceÂgah anemia, dan meningkatkan kemampuan belajar. “SedangÂkan konsumsi buah dan sayur yang cukup dapat menurunkÂan risiko penyakit pembuluh darah, kanker dan depresi. Karenanya perlu berbagai kebijakan dan upaya untuk meningkatkan pemenuhan keÂbutuhan vitamin dan mineral melalui peningkatan keterseÂdiaan dan konsumsi pangan hewani, sayur dan buah, serta pangan fortifikasi gizi mikro,†tambah Prof. Hardinsyah.
Prof. Dr. dr. Ratna Djuwita Hatma, MPH, Guru Besar FKM Univ. Indonesia, dalam paÂparannya mengenai “ManajeÂmen Konsumsi Pangan dan Gizi sebagai Upaya Menurunkan faktor Risiko Kejadian PTMâ€, menjelaskan MempertimbangÂkan kondisi penyakit tidak menular di Indonesia saat ini serta faktor gizi yang meruÂpakan salah satu faktor risiko penyakit tidak menular diperluÂkan upaya-upaya khusus, yaitu diperlukan prakarsa kesehatan masyarakat untuk memperhatiÂkan kualitas dan kuantitas asuÂpan lemak agar sesuai dengan anjuran. “Untuk meningkatkan konsumsi asam lemak tidak jenuh ganda (PUFA) khususnya asam lemak essensial perlu meÂningkatkan konsumsi makanan kaya sumber asam lemak essenÂsial, proporsi masyarakat yang mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan yang masih rendah perlu ditingkatkan, dengan demikian diharapkan dapat memenuhi anjuran WHO unÂtuk mengkonsumsi buah dan sayur-sayuran 400gram per hari, serta inisiasi pola makan sehat dan seimbang sejak dini melalui UKS dan Posyandu,†urainya.
Sedangkan Dr. Ir. Basuki Budiman, Msc PH, Ketua ReÂdaksi Jurnal Penelitian Gizi & Makanan, melalui materinya “Peran Gizi untuk Peningkatan Kapasitas Kognitif dan KecerÂdasan Anak Sekolah†mengaku pemenuhan kebutuhan zat gizi di 1000 hari kehidupan adalah mutlak karena zat gizi di periÂode ini menjadi fondasi kapasiÂtas kognisi dan kecerdasan. “Di periode kehidupan selanjutnya pemenuhan kebutuhan zat gizi seorang anak harus diimbangi dengan stimulasi lain agar kognisi berkembang dengan maksimal,†tambahnya.
Sementara itu, Arif MujaÂhidin, Corporate Affairs Head Sarihusada, mengatakan sebÂagai perusahaan yang didiriÂkan enam puluh tahun lalu dengan misi memperbaiki gizi anak bangsa, Sarihusada terus berkomitmen untuk menduÂkung penyebarluasan pengeÂtahuan mengenai gizi kepada masyarakat luas, salah satunya melalui dukungan kami terhaÂdap Seminar ini dan rangkaian kegiatan yang kami selengÂgarakan dalam rangka memÂperingati Hari Gizi Nasional 2016,†pungkasnya.