BOGOR, TODAY — Badan PenangguÂlangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat menyatakan Provinsi Jawa Barat siaga darurat banjir dan tanah longsor dari 4 Januari hingga 4 Mei 2016.
“Penetapan status siaga darurat banjir dan tanah longsor ini meruÂpakan bentuk kewaspadaan terhaÂdap segala kemungkinan musibah yang terjadi di musim penghujan ini,†kata Koordinator Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana BPBD Jawa Barat, Ridwan, di Gedung Sate Bandung, Jumat (12/2/2016).
BPBD Jawa Barat, kata dia, telah membuat dan mengirimkan surat keÂpada kabupaten/kota terkait penetaÂpan stastus tersebut. “Jadi kami meÂminta kabupaten/kota siap antisipasi musibah banjir, tanah longsor, putÂing beliung dan lain-lain,†kata dia.
Menurut dia, terkait adanya sejumlah kabupaten/kota di Jawa Barat yang belum memiliki BPBD maka pihaknya berkoordinasi denÂgan dinas sosial terkait penetapan status tersebut.
 Memasuki musim penghujan di awal tahun 2016 ini, BPBD mencatat sebanyak 17 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat dinyatakan sebagai daerah rawan banjir.
Ke-17 kabupaten/kota yang merupakÂan daerah rawan banjir tersebut adalah Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung, Kabupaten Garut, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Tasikmalaya.
Kemudian Kota Tasikmalaya, KaÂbupaten Ciamis, Kabupaten PangandaÂran, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Cirebon, KabupatÂen Indramayu, Kabupaten Kuningan, KaÂbupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang.
Sementara itu, sebanyak 23 kabupatÂen/kota di Jawa Barat tergolong daerah rawan longsor yakni Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kota Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung, Kota Bandung, Kota Cimahi, KaÂbupaten Bandung Barat.
Kemudian Kabupaten Garut, KabuÂpaten Bekasi, Kabupaten Karawang, KaÂbupaten Purwakarta, Kabupaten Subang, Kabupaten Sumedang, Kabupaten TaÂsikmalaya, Kota Banjar, Kabupaten PanÂgandaran, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Kuningan, KabuÂpaten Cirebon, Kota Cirebon.
27 Kecamatan Rawan
BPBD Kabupaten Bogor mencatat, potensi bencana alam seperti puting beÂliung, tanah longsor dan banjir bandang mengintai warga Bogor selama dua buÂlan kedepan. Kasus yang paling menonjol adalah bencana longsor. Rekahan tanah yang kering saat kemarau mudah longsor ketika diguyur hujan.
Kepala Seksi Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Bogor Budi Aksomo, menÂgatakan, dari 40 kecamatan, terdapat 27 kecamatan rawan bencana longsor, banjir dan angin puting beliung. “Dari 27 kecamatan dibagi menjadi 2 zona, yakni zona merah dan kuning,†kata dia, Jumat (12/2/2016) petang.
Untuk zona merah atau beresiko tinggi longsor ada di 4 kecamatan yaitu Kecamatan Leuwiliang, Cigombong, Nanggung, dan Sukamakmur.
Sementara bencana longsor dan banjir dengan kategori berisiko sedang atau zona kuning terdapat di 23 kecamatan. Antara lain Cigudeg, Rumpin, Babakan Madang, Caringin, Pamijahan, Cisarua. “Potensi terÂjadinya longsor di Cigudeg dan Rumpin ada di area pertambangan,†jelas Budi.
Selain itu, ada 3 wilayah yang berÂpotensi terjadinya pergerakan tanah. Wilayah ini merupakan lokasi padat penÂduduk, yakni di Kecamatan Cigudeg, SukaÂmakmur, dan Sukajaya.
Sementara, potensi puting beliung berada di Kecamatan Ciomas, Tamansari dan Dramaga. “Potensi bencana ada di wilayah selatan, barat, dan timur KabuÂpaten Bogor. Meskipun di wilayah utara dan pusat perkotaan ada bencana, naÂmun relatif kecil,†tutur Budi.
Saat ini, kata dia, pasca BMKG mengeÂluarkan musim penghujan dimulai JanuÂari, maka BPBD pun langsung menyatakan status Kabupaten Bogor Siaga Darurat Banjir Longsor. “Kita menyesuai dengan BMKG,†katanya.
Sementara di Kota Bogor, bencana paling mengancam adalah banjir dan longsor. Koordinator lapangan Taruna SiaÂga Bencana (Tagana) Kota Bogor, SudarÂman memperkirakan, cuaca dua bulan ke depan menjadi tantangan bagi Pemkot Bogor untuk menyiagakan seluruh tim khusus penanganan bencana.
Menurut Tagana Kota Bogor terdapat puluhan titik rawan bencana yang harus diwaspadai dan antisipasi masyarakat Kota Bogor saat hujan. Yang harus lebih waspada adalah warga yang bermukim di sekitar sunÂgai serta tebingan. Karena kondisi medan seperti itu berpotensi terjadinya longsor dan banjir. “Kami mengimbau warga, jangan perÂnah lengah,†katanya.
(Rishad Noviansyah|Yuska Apitya)
Bogor memang daerah yang dinilai untuk siaga bencana terutama tanah longor saat di musim hujan
Saya turut prihatin atas kejadian tersebut.
Saya juga mempunyai link berita terkini yang mungkin bermanfaat.
Silahkan kunjungi Berita Terkini Universitas Gunadarma