BOGOR TODAYÂ – Kemacetan yang terjadi di Jalan Kapten Muslihat, Bogor Tengah, Kota Bogor, ternyata disebabkan oleh banyaknya angkuÂtan perkotaan (angkot) yang ngetem di kawasan Taman Topi.
“Iya Neng. Kan disini kalau buat nunggu penumpang pas, strategis kalo menurut saya mah,†timpal salah satu sopir angkot, yang menÂgaku bernama Encep, Kamis(18/02).
Sebenarnya, Pemkot Bogor telah menyiapkan Jalan Mayor Oking untuk dijadikan tempat ngetem. Namun, sopir memilih ngetem di kawasan Taman Topi. Kenapa? “Ya, kalau di Mayor Oking, penumpang sepi. Disini kan lebih rame,†celetuk Encep.
BOGOR TODAY mencoba melakukan investigasi. Kabar puÂnya kabar, sopir yang biasa ngetem di kawasan Taman Topi ini memÂberi jatah diam untuk petugas di lapangan. Berapa besarannya? “Nggak tentu. Kadang ngasih Rp5 ribu. Kadang Rp10 ribu, tergantung rame nggak nya penumpang,†kata Suhirman(40), sopir angkot asal CioÂmas, kemarin.
Di jalur Kapten Muslihat, setiap harinya berlalulalang sekitar 400 unit angkot. Artinya, jika setiap angkot sekali jalan menyetor Rp5 ribu hingga Rp10 ribuan, total perÂputaran pungutan liar (pungli) di kawasan tersebut tembus Rp4 juta hingga Rp10 juta. Jika sebulan, duit haram tersebut tembus hingga Rp3 miliaran.
Soal banyaknya angkot yang ngetem di Taman Topi, Kabid Lalin DLLAJ Kota Bogor, Agus Suprapto, memberi penjelaÂsan. “Yang menjadi masalah adalah ngetemnya tukang angkot, sebenaÂrnya kan sudah difasilitasi di MayÂor Oking. Tapi, memang sopir ini susah diatur,†kata dia.
Sejak Desember 2015, pagar Stasiun Kota Bogor mulai dibuka oleh PT KAI berbarengan denÂgan pembangunan Jembatan PenyeÂberangan Orang ( JPO). Namun, maÂsyarakat juga engÂgan menggunakan JPO sebagai meÂdia menyeberang.
(Dina/mgg)