JAKARTA TODAY – Pemerintah In­donesia siap membantu rekonsiliasi antara Hamas dan Fatah demi terwu­judnya perdamaian di Palestina, hal ini disampaikan Presiden Joko Wido­do dalam pidato pembukaan KTT Luar Biasa Organisasi kerja Sama Is­lam, OKI, di Jakarta, Senin (7/3).

“Kita harus bersatu, Palestina ha­rus bersatu, harus rekonsiliasi. Indo­nesia siap membantu proses rekonsi­liasi ini,” ujar Jokowi.

Pertikaian berdarah partai Hamas dan Fatah tahun 2006-2007 telah menewaskan sekitar 600 war­ga Palestina dan memecah belah Palestina menjadi dua kubu. Fatah memerintah di Tepi Barat sementara Hamas berkuasa di Jalur Gaza. Upaya rekonsiliasi dianggap sangat penting dalam proses perdamaian dan ter­wujudnya solusi dua negara untuk menghentikan konflik dengan Israel. Proses rekonsiliasi dan persatuan Palestina telah berlangsung, namun belum juga rampung hingga saat ini.

Presiden Mahmoud Abbas dalam pidato di KTT OKI mengatakan kon­flik di Palestina bisa diselesaikan dengan cepat jika persatuan kedua faksi untuk membentuk pemer­intahan bersama bisa terlaksana.“Dengan itikad baik, semua masalah akan bisa diselesaikan dalam bebera­pa bulan, dan pemerintah yang ber­satu menuju Dewan Keamanan PBB. Jika perpecahan masih terus terjadi, maka akan sangat sulit,” ujar Abbas.

Kondisi di Gaza yang diblokade Israel sangat mengkhawatirkan den­gan pemenuhan kebutuhan pokok yang kian sulit. Blokade terhadap wilayah udara, darat dan laut Gaza dilakukan pada 2007 setelah Hamas memenangkan pemilu Palestina.

Menurut Abbas, rehabilitasi Gaza akan semakin mudah jika tercipta pemerintahan yang bersatu. Selain itu, Israel menurut Abbas kian bertin­dak sewenang-wenang di wilayah Al-Quds, Yerusalem, yang merupakan situs suci bagi umat Islam, Kristen dan Yahudi. “Israel menerapkan Yu­daisme dengan menghancurkan iden­titas Islam dan Kristen, mengisolir Yerusalem dari kota Palestina lainnya dengan membangun permukiman dari semua sisi kota,” kata Abbas.

KTT Luar Biasa OKI ini akan menghasilkan resolusi dan deklarasi sebagai pembuka langkah konkret perdamaian Palestina. Resolusi dibentuk untuk memantapkan posisi OKI dalam mendukung Palestina, sementara deklarasi akan menjadi langkah konkret dalam mewujudkan perdamaian di kawasan tersebut. Presiden Jokowi menegaskan Israel harus menghentikan aktivitas ilegal mereka di Palestina, khususnya di Al-Quds. Menurut Jokowi, “batas tol­eransi masyarakat internasional atas pendudukan ilegal israel atas Pales­tina sudah lama berakhir.” “Indone­sia siap melakukan langkah konkret menghentikan penjajahan dan ke­sewangan Israel di Al-Quds. Dunia Islam butuh dukungan PBB, Proses perdamaian jangan ditunda lagi un­tuk mewujudkan kemerdekaan Pal­estina melalui solusi dua negara,” tegas Jokowi.

Perundingan damai antara Is­rael dan Palestina yang dimediasi kuartet; Amerika Serikat, Rusia, Uni Eropa dan PBB, mandek tahun 2014 setelah Israel kembali membangun permukiman ilegal di Palestina.

Terpisah, Sekretaris Jenderal Organisasi Kerja Sama Islam Iyad Ameen Madani dalam pidatonya pada pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa (KTT LB) OKI 2016 mengecam keras serangan Israel terhadap tempat suci Al-Aqsa, Pal­estina. “Konferensi ini dilakukan bersamaan dengan meningkatnya agresi Israel atas Palestina. Kami mengecam keras sikap Israel, seperti penyanderaan ribuan warga Pales­tina dan sejumlah perusakan yang melanggar hukum internasional,” kata Madani di Jakarta Convention Center, Senayan, kemarin.

Madani menyesalkan serangan yang dilancarkan Israel ke Masjid Al-Aqsa. Pasukan Israel menahan para jemaah masuk ke tempat suci itu. “Mereka (Israel) tak hanya me­nyerang, tapi juga memprovokasi untuk menduduki Al-Aqsa dan seki­tarnya.”

Mewakili OKI, Madani mengatakan akan terus memantau perger­akan militer Israel selama konflik ini. Termasuk aksi Israel yang menunjuk­kan penolakan terhadap hukum in­ternasional. “Kami memberi perha­tian lebih pada masalah yang bersifat jangka panjang dan terus berkomit­men untuk mendukung terwujudnya perdamaian bagi Palestina,” ujarnya.

Penyelesaian isu Palestina ini, kata Madani, akan mengembalikan identitas Islam dan Kristen yang sempat dipermasalahkan karena niat Israel menyerang Al-Quds Al Sharif.

Madani mengapresiasi Indonesia yang menyambut baik inisiatif Pal­estina mengadakan KTT OKI 2016. Dia berharap ada hasil nyata yang di­dapat setelah konferensi ini. “Rekan kita di Palestina menunggu kabar baik dari kita semua yang hadir di ruangan ini, menunggu saat mereka bisa mendapat kembali hak-hak mer­eka.” Tandasnya.

(Yuska Apitya/net)

============================================================
============================================================
============================================================