PANAMA TODAY – Kejaksaan Agung dan aparat kepolisian Panama meng­geledah kantor firma hukum Mos­sack Fonseca untuk mencari bukti aktivitas ilegal. Mossack Fonseca yang berbasis di Panama menjadi sorotan setelah bocoran dokumen bernama “Panama Papers” dipublikasikan oleh Konsorsium Jurnalis Investigasi Inter­nasional (ICIJ). Panama Papers men­gungkap nama-nama pesohor dunia soal harta tersembunyi mereka.

Dalam pernyataan, kepolisian Panama mengatakan mereka men­cari dokumentasi yang “akan men­gungkap kemungkinan digunakan­nya firma tersebut untuk aktivitas yang melanggar hukum.”

Mossack Fonseca dituduh atas penggelapan pajak dan penipuan. Polisi dan mobil patroli mulai ber­kumpul di sekitar kantor firma hu­kum itu sejak Selasa sore (12/4), atas perintah jaksa Javier Caravello, yang khusus menangani kejahatan teror­ganisasi dan pencucian uang.

Mossack Fonseca, yang mengkhu­suskan diri mendirikan perusahaan offshore, tidak menanggapi permin­taan komentar terkait penggeledah­an ini. Sebelumnya, salah satu pendi­ri Mossack Fonseca, Ramon Fonseca, mengatakan perusahaan itu tidak melanggar hukum, dan karenanya mereka tidak menghancurkan doku­men apa pun, serta semua operasi yang dilakukannya adalah legal. Se­mentara itu, pemerintah banyak neg­ara telah mulai menyelidiki kemung­kinan pelanggaran oleh pengusaha atau pejabat negara yang disebut na­manya dalam 11,5 juta bocoran doku­men Panama Papers.

Di Islandia, Sigmundur David Gunnlaugsson mundur dari jabatan perdana menteri karena Panama Papers menyebut istrinya memeiliki perusahaan offshore dari dana bank Islandia yang bankrut.

Selain itu, Panama Papers juga menyebut rekan Presiden Rusia Vladimir Putin, kerabat Presiden China Xi Jinping, hingga ke pemain bola Lionel Messi dan aktor India Amitabh Bachchan.

“Kami sedang mencari dokumen perihal informasi yang diterbitkan dalam artikel berita yang menetap­kan penggunaan perusahaan dalam kegiatan terlarang,” ujar Douglas.

Mossack mengatakan pihaknya akan bertanggung jawab atas ang­gota finansial global dan komunitas bisnis. Mossack mengaku menyesal dengan adanya perusahaan yang menyalahgunakannya. “Kami akan terus bekerja sama dengan pihak berwenang dalam penyelidikan yang sedang dilakukan di kantor pusat kami,” kicau Mossack di akun Twitter miliknya. ‘

Surat kabar Jerman, Sueddeutsche Zeitung juga melaporkan bahwa agen rahasia dari beberapa negara, terma­suk perantara dari CIA, menggunakan jasa firma hukum Panama, Mossack Fonseca untuk menyembunyikan kegiatan mereka. “Agen rahasia dan informan mereka memanfaatkan ber­bagai macam jasa perusahaan,” tulis Sueddeutsche Zeitung.

Surat kabar ini yang pertama kali memperoleh bocoran 11,5 juta doku­men Mossack Fonseca dari sumber anonim. Dokumen yang kemudian disebut Panama Papers itu kemu­dian dibagikan ke International Consorsium of Investigative Journal­ists, ICIJ, dan sekitar 100 organisasi media untuk diselidiki lebih lanjut. “Para agen rahasia membuka peru­sahaan cangkang untuk menyembu­nyikan kegiatan mereka. Di antaran­ya adalah perantara dari CIA,” bunyi laporan surat kabar itu.

Koran yang berbasis di Munich menyatakan klien Mossack Fonseca ini termasuk “beberapa pemain” dalam skandal Iran-Contra pada dekade 1980-an. Skandal itu men­gungkapkan sejumlah pejabat se­nior AS memfasilitasi penjualan sen­jata rahasia untuk Iran dalam upaya menjamin pembebasan sandera Amerika dan mendanai pemberon­tak Contra di Nikaragua.

Panama Papers juga mengung­kapkan bahwa “pejabat tinggi atau mantan lembaga rahasia dari setida­knya tiga negara, Arab Saudi, Kolom­bia dan Rwanda” tercantum di anta­ra daftar klien perusahaan itu.

Di antara mereka adalah Sheikh Kamal Adham, mantan kepala in­telijen Saudi yang meninggal tahun 1999. Adham “menjadi salah satu perantara kunci CIA pada dekade 1970-an” di Timur Tengah.

Sepekan setelah Panama Papers diungkap ke publik melalui laporan ICIJ, dokumen itu memicu penyeli­dikan keuangan di berbagai negara. Pasalnya, jutaan dokumen itu men­gungkapkan harta dan investasi ra­hasia milik sejumlah pemimpin neg­ara, keluarganya, maupun rekannya.

Dokumen ini menyeret nama Presiden Rusia Vladimir Putin, Pres­iden Ukraina Petro Poroschenko, Presiden China Xi Jinping, Perdana Menteri Islandia Sigmundur David Gunnlaugsson, Perdana Menteri Ing­gris David Cameron, hingga pemain film Jackie Chan dan pesepak bola Lionel Messi.

(Yuska Apitya/net)

============================================================
============================================================
============================================================