UCAPAN jika Barcelona baik-baik saja yang kerap dilayangkan Gerard Pique rupanya hanya isapan jempol belaka. Blaugrana terus terpuruk usai laga El Clasico kontra Real Madrid. Paling anyar, mereka digulingkan Valencia 1-2 di Camp Nou, Senin (18/4/2016) dinihari WIB. Akibatnya, mereka harus berpikir ulang untuk meraih gelar La Liga musim ini.
RISHAD NOVIANSYAH
[email protected]
Pasalnya, Lionel Messi Cs, kini memiliki poin sama dengan Atletico Madrid di posisi kedua dengan torehan 76 poin dari 33 main di Liga Spanyol. Los Cules hanya unggul head to head dari sang rival. Selisih poin dengan Real Madrid juga hanya terpaut satu angka di peringkat tiga.
Pique pun tak lagi bisa meÂmungkiri jika sepakbola meruÂpakan dunia yang kejam.â€Luar biasa, semua bisa terjadi seperti ini. Kami bermain bagus dan tiÂdak pantas kalah tetapi terkadang seperti inilah kejamnya sepakÂbola. Kami meninggalkan lapanÂgan dengan kepala tegak karena sudah mengerahkan segenap tenaga,†kata Pique pada Sport.
“Saya lebih memilih kaÂlah dengan cara seperti ini ketimbang aksi tim belakangan ini. Saya percaya dengan performa yang baru saja diperlihatkan maÂsalah tidak akan menghampiri Barca,†tukasnya.
“Atletico dan Madrid juga bisa kehilangan poin namun Barca harus menyapu bersih sisa pertandingan,†tandasnya. Kali terakhir Barcelona kalah tiga kali beruntun terjadi pada musim 2002/03 di bawah komÂando Louis van Gaal.
Barcelonista pun meradang atas kekalahan ini. Mereka pun meluapkan kekesalannya pada entrenador Luis Enrique sebagai hantu di pinggir lapangan.
Barcelonista meradang setelah Ivan Rakitic melakukan gol bunuh diri menit ke-27, ditÂambah sontekan Santi Mirna jelang istirahat. Harapan semÂpat muncul karena Lionel Messi memperkecil ketertinggalan. Sayangnya, Barcelona tidak bisa menghindari kekalahan.
Ini yang membuat fans marah. Terlebih, hasil negatif ini terjadi di Camp Nou. Mereka akhÂirnya melampiaskan kekecewaanÂnya dengan melabrak Enrique. Pelatih berusia 45 tahun itu dinilai sebagai penyebab tumbangnya Barcelona. Soalnya, dia tidak melakukan perubahan strategi setelah Blaugrana tertinggal 0-2.
Enrique tidak mengganti pemain setelah jeda. Dia terus memainkan Gerard Pique, Jordi Alba, Javeir Mascherano, Andres Iniesta, Rakitic, Sergio Busquets, Sergi Roberto, Lionel Messi dan Luis Suarez hingga peluit panÂjang berbunyi.
Padahal, di bangku cadanÂgan terdapat banyak pemain berkelas macam Marc Bartra, Dani Alves, Aleix Vidal dan MuÂnir El Haddadi. Enrique seharusÂnya memainkan salah satu dari mereka guna menghadirkan atÂmosfir baru. Tapi, opsi itu tidak dilakukannya.
Pasalnya, ini bukan pertama kalinya Enrique melakukan blunÂder serupa. Ketika Barcelona diÂhabisi Atletico Madrid (0-2) dan Real Sociedad (0-1), dia juga terÂlambat melakukan pergantian pemain. Karena inilah Enrique diÂpanggil hantu di pinggir lapangan.
“Ini periode yang sulit. KeÂberuntungan sedang tidak meÂmihak kami. Ini bukan waktu yang tepat untuk mengkritik, khususnya pemain. Yang perlu dilakukan adalah terus memÂberi dukungan pada Barcelona,†ucap Enrique, dilansir Marca.
Kutukan 2003/2004
Pada musim 2003/2004, Real Madrid difavoritkan sebagai juara. Los Blancos sempat meÂmuncaki klasemen pada pertenÂgahan musim dan unggul delaÂpan angka dari Valencia.
Tapi, Madrid malah menelan tujuh kekalahan dari 10 laga terÂakhir. Mereka anjlok dari posisi pertama ke urutan empat dan Valencia yang akhirnya keluar sebagai kampiun.
Barcelona hampir pasti mengalami kutukan serupa. Pada jordana ke-29, Blaugrana melumat Getafe 6-0 hingga unggul delapan angka dari AtÂletico Madrid.
Tapi, setelah itu Barcelona ditahan Villarreal (2-2), lalu dikaÂlahkan Madrid (1-2), Real SocieÂdad (0-1) dan Valencia (1-2).
Barcelona dan Atletico kini meraup 76 angka. Barcelona masih di puncak karena unggul produktivitas, yakni 88 gol (+59) berbanding 57 gol (+41) milik AtÂletico. Tapi, yang perlu diingat, keduanya hanya memimpin satu angka dari Madrid.
Menurut statistik selama 15 tahun terakhir, tidak pernah ada tim yang menjuarai Liga Spanyol setelah menyia-nyiakan keungÂgulan delapan angka.
Artinya, potensi Barcelona terus terperosok cukup besar. Dan, perlu diingat, Barcelona seÂlalu sulit naik lagi ke posisi pertaÂma setelah dikudeta pesaingnya.
500 Gol Tak Berarti
Satu gol Messi ke gawang Valencia memang tak berhasil menyelamatkan Barcelona dari kekalahan. Namun, gol itu cukup membuat Messi mencatatkan gol ke-500 sepanjang kariernya.
Gol ke-500 ini juga menyuÂdahi puasa golnya yang sudah berlangsung selama 555 meÂnit. Sebelumnya, Messi teraÂkhir menjebol gawang lawan adalah saat melawan Arsenal di leg kedua babak 16 besar Liga Champions.
Itu adalah gol rentetan puaÂsa gol terpanjang Messi selama enam tahun terakhir ini. Rincian 500 gol Messi tersebut adalah 450 gol dibuatnya bersama BarÂca dari 632 penampilan di seluÂruh kompetisi. Sementara 50 gol sisa dibuat bersama timnas Argentina.
Dari 500 gol itu, musim 2011/2012 jadi musim terbaik Messi ketika dia bikin 73 gol di seluruh kompetisi dengan 50 di antaranya dibuat di La Liga. Sementara bersama Argentina, periode terbaiknya adalah di tahun 2012 ketika bikin 12 gol seÂlama setahun.
(*/Net)