JAKARTA, TODAY — Badan NarÂkotika Nasional (BNN) menyita uang Rp 2,3 miliar tunai milik AKP Ichwan Lubis. Yang mengejutkan, di rekeningnya, dia juga masih menyimpan uang Rp 8 miliar. DiÂduga berkaitan dengan kasus narÂkoba. Bagaimana sosok Ichwan?
Tidak banyak catatan soal IchÂwan di dunia maya. Polisi pun belum merÂilis sosoknya secara lengkap. Dari laman facebook-nya yang dibuat tahun 2012, Ichwan diketahui perÂnah bertugas sebagai Kanit Reskrim Polres Pelabuhan Belawan sebelum menjadi Kasat Narkoba. Dia juga pernah menemÂpuh pendidikan HuÂkum Acara Pidana di UMSU.
Kabag Humas BNN Slamet Pribadi mengatakan, uang cash Rp 2,3 miliar yang ditemukan saat penangkapan itu diduga meruÂpakan uang suap dari bandar narÂkoba. Dengan uang itu, Ichwan diharapkan bisa menyelesaikan masalah penangkapan salah satu banda narkoba bernama Acin. “Itu adalah dalam rangka bisa menÂgurus perkaranya kasus yang sudah ditangkap beberapa minggu lalu yang namanya Acin ditangkap oleh BNN agar mengurus itu. Terima uang suap Rp 2,3 miliar cash, di rekeningnya ada Rp 8 miliar lebih dikit,†ujar Slamet Pribadi saat ditemui di sela acara Tasyakur MiÂlad PKS ke-18 di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Minggu (24/4/2016).
Berkenaan dengan uang Rp 8 milÂiar di rekening milik Ichwan, BNN beÂlum bisa menjelaskan. Namun, Slamet mengatakan, uang tersebut terindikasi mencurigakan. Terlebih, Ichwan meruÂpakan seorang berpangkat AKP dengan kehidupan yang mewah.
“Yang jelas, yang namanya pencuÂcian uang itu ada indikasi transaksi mencurigakan baik profil simpananÂnya maupun profil penyimpan. Jadi siÂlakan dengan gaji dan pangkat seperti itu, rumahnya seperti, itu silakan. Itu namanya indikasi mencurigakan,†kata Slamet.
Lalu, apakah ada indikasi keterÂlibatan aparat penegak hukum yang lain? “Pasti dicari, baik yang bersifat pasif maupun aktif akan dicari. Yang aktif adalah dia yang mengirim, yang pasif adalah dia yang menerima. Itu terus akan kita cari,†kata Slamet.
Uang Miliaran
Beberapa hari lalu, BNN menangÂkap Kasat Narkoba Polres Pelabuhan Belawan Medan AKP Ichwan Lubis lantaran diduga menerima suap dari bandar narkoba. AKP Ichwan Lubis itu ditengarai menerima duit miliaran ruÂpiah.
“Kalau terima berapa uang, itu maÂsih dalam pemeriksaan. Tapi yang jelas ada uang cash Rp 2,3 M, di rekening ada Rp 8 M,†kata Kepala Humas BNN Kombes Slamet Pribadi.
Saat jumpa pers di kantornya, JuÂmat, 22 April 2016, Kepala BNN Komjen Budi Waseso mengatakan pengungÂkapan kasus itu berawal dari temuan transaksi mencurigakan. Perwira itu pun ditangkap pada Kamis, 21 April 2016.
BNN pun menjerat AKP IL dengan tindak pidana pencucian uang (TPPU). Duit yang diterimanya diduga diminta untuk mengamankan kasus narkoba. “Masih dalam pemeriksaan, ditelusuri TPPU, yang kita tangani kan TPPU dengan latar belakang narkotika,†ujar Slamet.
Ichwan Lubis diduga menerima suap dari bandar narkoba untuk menÂgamankan penyidikan kasus. Ichwan menjanjikan tersangka kasus narkoba, kasusnya akan aman dan tidak dilimÂpahkan ke BNN.
Kepala BNN Komjen Budi Waseso (Buwas) mendapatkan laporan adanya transaksi mencurigakan. Penyidikan dilakukan dan pada Kamis (21/4) AKP IL serta seroang perantara ditangkap dengan barang bukti Rp 2,3 miliar tuÂnai.
“Oknum polisi ini sudah membeli mobil baru, nanti kita selidiki itu pakÂai uang tersebut apa nggak. Tapi kalo TPPU semua bakal kita sita,†jelas BuÂwas.
Buwas juga sudah berkoordinasi dengan Kapolri Jenderal Badrodin Haiti untuk mengambil tindakan tegas pada perwira yang menerima uang suap itu. “Sudah lapor Kapolri, harus ditindak tegas,†katanya.
Libatkan PPATK
Kasat Narkoba Polres Pelabuhan Belawan AKP Ichwan Lubis ditangkap BNN saat menerima suap miliaran ruÂpiah dari bandar narkoba. Buwas menÂgatakan akan melibatkan PPATK untuk mengusut harta perwira tersebut.
Saat penangkapan, ditemukan uang senilai Rp 2,3 miliar. Selain itu, Ichwan diketahui memiliki rumah mewah dan uang sebesar Rp 8 miliar di rekening pribadinya.
“Sekarang sedang berjalan, dilakuÂkan pemeriksaan, pengembangan. Kita terus berkoordinasi setiap tiga hari sekali kita berkonsultasi dengan PPATK untuk menelusuri jaringan ini. Secara utuh kita akan ungkap,†ujar Buwas saat ditemui usai acara Tasyakur MiÂlad PKS di Hotel Kartika Chandra, JaÂlan Gatot Subroto, Jakarta, Minggu (24/4/2016).
Buwas mengatakan, saat ini Ichwan masih dalam tahap pemeriksaan. KetÂerlibatan Ichwan dalam masalah pereÂdaran narkoba di Sumatera Utara juga sedang diselidiki.
“Sekarang dalam tahap pemerikÂsaan. Tentunya kita harus tahu persis, sejauh mana dia keterlibatannya denÂgan tersangka, termasuk jaringan yang lain. Karena ini bisa saja terungkap dari jaringan-jaringan lain,†kata Buwas.
(Alfian Mujani|net|dtc)