maybank_20150825_072044JAKARTA, Today – PT Bank Maybank Indonesia Tbk mencatat lompatan laba bersih hingga 73,7 persen atau sebesar Rp 444 miliar di kuartal I-2016. Tahun lalu pada periode yang sama labanya hanya mencapai Rp 256 miliar.

Kinerja bank tersebut didu­kung oleh meningkatnya pendapa­tan bunga bersih, pertumbuhan pendapatan non bunga yang lebih baik, upaya pengelolaan biaya secara berkesinambungan dan pencapaian kinerja Perbankan Syariah.

“Kami telah memulai tahun ini dengan hasil yang menggembirakan di tengah kondisi pasar yang penuh tantangan dan kami berharap lebih lanjut dapat mencapai pertumbuhan dan peningkatan kinerja sepanjang tahun finansial 2016,” kata Presiden Direktur Maybank Indonesia, Taswin Zakaria, Selasa (26/4/2016).

Pendapatan Bunga Bersih (NII) tumbuh 8,8 persen menjadi Rp 1,73 triliun di akhir Maret 2016 dibanding periode yang sama tahun lalu. Semen­tara Marjin Bunga Bersih (NIM) tetap stabil pada 4,8 persen. Bank men­catat kenaikan sebesar 10,7 persen pada pendapatan non bunga men­jadi Rp 687 miliar pada Maret 2016 dari Rp 621 miliar pada Maret 2015. Kenaikan pendapatan non bunga diperoleh dari fee terkait dengan tresuri, fee bancasurrance, admin­istrasi pinjaman dan ritel, serta jasa lain yang diberikan oleh bank swasta tersebut.

BACA JUGA :  Penemuan Mayat Perempuan Telentang di Bantaran Sungai Cicatih Sukabumi

Maybank Indonesia mencatat pertumbuhan kredit sebesar 4,8 persen pada kuartal I-2016 dari Rp 107,6 triliun pada Maret 2015 menjadi Rp 112,9 triliun pada Maret 2016.

Perbankan Bisnis dan Perbankan Ritel terus membukukan pertum­buhan kredit yang kuat, sementara Perbankan Global baru-baru ini telah mulai membangun momentum per­tumbuhan kembali setelah melaku­kan re-profiling dan re-aligning por­tofolio korporasi Bank.

Kredit Perbankan Bisnis mencatat kenaikan 11,3 persen dari Rp 41,6 trili­un menjadi Rp 46,3 triliun dan kredit Perbankan Ritel meningkat sebesar 6,8 persen dari Rp 42,1 triliun men­jadi Rp 45,0 triliun. Kredit Perbankan Global turun 9,8 persen secara ta­hunan dari Rp 23,9 triliun menjadi Rp 21,6 triliun. Meskipun demikian, secara kuartalan, kredit Perbankan Global tumbuh 0,5 persen dibanding kuartal sebelumnya.

BACA JUGA :  Membahas Koalisi, Golkar Ajak Demokrat Bernostalgia di Pilkada 2024

Kredit Perbankan Bisnis me­nyumbang 41 persen dari total kredit Bank, sementara kredit Perbankan Ritel dan Perbankan Global masing-masing memberikan kontribusi sebe­sar 40 persen dan 19 persen. Total simpanan nasabah tumbuh 9,3 pers­en dari Rp 105,0 triliun menjadi Rp 114,8 triliun dengan Loan-to-Deposit Ratio (LDR-bank saja) terkelola den­gan sehat sebesar 87,6 persen dan modified consolidated LDR (modi­fied LDR-konsolidasian) pada 80,6 persen.

NPL Bank konsolidasi adalah 3,7 persen (gross) dan 2,5 persen (net) per 31 Maret 2016 dibandingkan den­gan 2,8 persen (NPL gross) dan 1,9 persen (NPL net) tahun lalu.

(Win­da/dtc)

============================================================
============================================================
============================================================