Untitled-7JUVENTUS mengunci scudetto kelima lebih cepat. Hal itu dipastikan usai Napoli kalah 1-0 dari AS Roma di Stadion Olimpico, Selasa (26/4/2016) dinihari WIB. Hasil itu membuat Napoli yang menduduki peringkat dua bersilih 12 poin dari Juventus dengan hanya menyisakan tiga pertandingan di Serie A.

RISHAD NOVIANSYAH
[email protected]

Dari total 35 pertandingan yang sudah dilakoni Si Nyonya Tua, mereka meraih 27 ke­menangan dan hanya kehilan­gan 20 poin. Total, tim asal Kota Turin itu telah mengumpulkan 85 poin. Sementara pesaing terdekatnya, Napoli kehilangan poin jauh lebih banyak, yakni 32 poin.

Kunci kesuksesan mereka tak lain atas buah konsistensi sejak Oktober 2015 lalu. Dalam 25 pertandingan sejak saat itu, Juve sukses membukukan 24 kemenangan dan 1 hasil imbang. Artinya, mereka hanya kehilan­gan dua poin dalam tujuh bulan terakhir.

Ini berbeda dengan Napoli yang cukup kencang di awal tetapi keteteran jelang finis. Na­poli sempat memimpin klase­men dari giornata ke-19 hingga 24. Namun, kekalahan 0-1 dari Juventus pada giornata ke-25, membuat mereka turun ke po­sisi kedua.

Setelahnya, Napoli dua kali ditahan imbang masing-masing oleh AC Milan (1-1) dan Fiorenti­na (1-1), lalu tiga kali kalah dalam delapan pertandingan. Ini ke­mudian membantu Juventus untuk melebarkan jarak dengan mereka.

Dengan demikian, Paul Pogba Cs menorehkan seja­rah sebagai tim pertama yang memenangi lima scudetto beruntun sebanyak dua kali. Per­tama kali The Old Lady meraih­nya pada musim 1930/1931 hing­ga 1934/1935.

Usai meraih scudetto musim ini, Allenatore Juve, Massimil­iano Allegri tak setuju jika start Juventus dinilai buruk. Menilik laju Juventus di awal musim, scudetto seolah takkan tercapai. Tak sedikit yang memprediksi Bianconeri takkan mempertah­ankan scudetto usai mereka dit­inggalkan para pilar.

BACA JUGA :  Diare Disebabkan Karena Konsumsi Makanan Bersantan, Benarkah? Simak Ini

Hasil pertandingan-per­tandingan pun menunjukkan mereka tengah runyam dengan kehilangan Carlos Tevez, Arturo Vidal dan Andrea Pirlo. Faktan­ya, dalam 10 pertandingan awal liga, Juventus kalah empat kali.

Juve juga hanya meraih satu poin dalam tiga laga pertama musim ini. Itu menjadi hasil terburuk sejak tahun 1962. Juve baru bisa mengamankan posisi sepuluh besar di pekan ke-11. Al­legri pun menyangkal kalau Juve terseok di awal musim. Tapi, dia menyebut terlalu dini untuk menilai hasil akhir pada sepuluh laga awal.

“Apakah itu awal yang bu­ruk? Setelah kalah dari Roma di awal musim, saya tetap tenang dan yakin bahwa kami mampu menjalani musim yang hebat. Namun ketika kembali kalah la­wan Sassuolo beberapa bulan kemudian, banyak aura negatif yang ada di tim kami,” kata Al­legri seperti dikutip Football Italia.

“Kami kalah dalam sebuah laga yang sulit dijelaskan. Ke­mudian Juventus dinilai ber­main buruk. Memang wajar kalau kami disebut kehilangan sesuatu, namun kami tidaklah seburuk yang dinilai dan dilihat orang saat itu,” tutur dia.

“Menang 24 dalam 25 per­tandingan adalah unik. Bisa jadi ada tim lain yang mampu lebih baik lagi dalam enam tahun ke depan atau malah dibuat Juven­tus lagi,” lanjut Allegri.

“Saat Natal, kami menarget­kan untuk berjarak enam poin dari pemuncak klasemen dan pada bulan Maret ada di urutan kedua. Saya katakan kalau kami sudah menunjukkan hasil lebih bagus ketimbang prediksi,” ucap dia.

BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kota Bogor, Sabtu 20 April 2024

Scudetto Paling Indah

Kapten Gianluigi Buffon pun amat puas dengan Scudetto yang diraih Juventus musim ini. Dia menyebut titel itu menjadi yang paling indah di antara musim-musim yang lain. Buffon yang menjadi pemain Bianconeri se­jak 2001, menyambut Scudetto kali ini dengan lebih antusias.

“Beberapa pemain menyak­sikan pertandingan di Roma. Saya harus mengakui saya tak terlalu tegang menunggu hasil pertandingan ini. Sebab, dengan tiga poin yang kami dapatkan di Florence, dari perhitungan, kami bisa menjadi juara meski­pun pada laga terakhir,” kata Buffon seperti dikutip Football Italia.

“Dengan hasil yang kami raih ini cukup gila dan men­gagumkan. Saya rasa ini Scudet­to paling indah sejauh ini karena kami harus mendemonstrasikan kekuatan yang luar biasa.

“Ini sebuah kemenangan dari kohesi dan soliditas, dari tim sampai klub. Hasil ini menjadi hadiah yang memuaskan saya. Saat kami hanya ada di urutan kedua, di belakang Napoli, hasil itu sungguh mengecewakan dan harus kami hentikan. Kami bisa bernafas dengan hasil ini tapi kami tak ingin menurunkan kli­maks ini,” ucap dia.

Kini, Juventus membidik trofi lainnya, yakni Coppa Italia, di mana mereka akan mengha­dapi AC Milan. Final Coppa Italia akan berlangsung pada 21 Mei 2016 di Stadion Olimpico, Roma. “Musim belum selesai, masih ada final Coppa Italia. Kami memang merayakan gelar juara (Serie A) ini, tapi kami juga fokus untuk mengangkat trofi lain­nya,” kata bek Juventus, Andrea Barzagli. (*/Net)

 

============================================================
============================================================
============================================================