2017, Institut Pertanian Bogor (IPB) Dramaga, KaÂbupaten Bogor, membuka dua program studi baru yakni Program Studi Aktuaria dan Program Studi Teknologi Hasil Ternak (THT). PROGRAM Studi Aktuaria sendiri di bawah naungan Departemen Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Sedangkan ProÂgram Studi THT berada di bawah Departemen Ilmu Produksi dan TeknoloÂgi Peternakan (IPTP) Fakultas Petrnakan (FaÂpet).
Wakil Rektor Bidang Akademik dan KemahaÂsiswaan IPB, Yonny KoesÂmaryono mengatakan, ProÂgam Studi Aktuaria ini juga disebut arsitek finansial atau ahli matematika sosial. Hal ini diÂkarenakan kombinasi daya analisis dan kemampuan bisnis yang unik.
“Nantinya aktuaris akan bergelut di industri asuransi jiwa, asuransi umum, asuransi sosial, reasuransi, asuransi jiwa syariah dan apa pun yang berkaitan denÂgan finansial dan matematika,†kaÂtanya, di Kampus Dramaga, Rabu (17/5/2016).
Oleh karenanya, aktuaris membutuhkan pengetahuan meÂmadai dalam bidang matematika, statistika, ekonomi dan beberapa bidang pendukung lainnya. “AkÂtuaris menempati posisi strategis dalam industri keuangan mengÂingat perannya dalam memperkiÂrakan peluang terjadinya perisÂtiwa di masa depan berserta risiko keuangannya,†terangnya.
Sementara, Progam Studi THT memiliki tugas menyiapkan tenaga terdidik dan terampil unÂtuk mengembangkan inovasi dan kreativitas pengolahan hasil terÂnak. “Nantinya dalam studi ini maÂhasiswa akan diajarkan ilmu dasar pengetahuan bahan dan komuditi ternak. Ada dua yang dipelajari bisa soal pangan seperti susu, dagÂing serta non pangan seperti kulit, tulang, dan darah,†tuturnya.
Untuk mendapatkan gelar sarjaÂna dari kedua program studi ini, para mahasiswa harus menyelesaikan masa studi selama empat tahun atau 146 SKS untuk Aktuaria dan 144 SKS untuk peternakan. “Kami akan mulai buka pada tahun ini dengan kuota 40 mahasiswa aktuaria dan 40 mahasiswa untuk peternakan. Studi ini untuk Strata 1 di Indonesia baru hanya di IPB,†pungkasnya.
Selain menambah prodi baru, untuk memperbesar daya tampung mahasiswa, IPB juga meresmikan Program Studi Di Luar Domisili (PDD) IPB atau PenÂdidikan Multikampus di Sukabumi. Pembukaan Prodi li dluar domisili ini sesuai dengan Peraturan MenÂteri Pendidikan Nasional RI NoÂmoe 20 tahun 2011 mengenai penyelenggaraan program studi di luar domisili yang ditujukkan untuk meningkatkan aksesibiliÂtas masyarakat i daerah untuk mendapatkan pendidikan.
Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan berharap dengan dibuÂkannya PDD ini bisa memperbesar daya tampung PTN yang ada di Jawa Barat. “Harapannya semakin besar daya tampung kampus-kamÂpus kita, sehingga semakin banyak anak-anak SLTA kita yang bisa ditÂampung sebagai mahasiswa. Yang kedua, kampus-kampus negeri juga sebagai kontrol atas kualitas kampus-kampus swasta. Jadi IPB Sukabumi jadi kontrol atas kampus yang ada di sekitarnya,†ungkapnya dalam keterangan tertulis, kemarin.
IPB tidak hanya membuka PDD di Sukabumi. Rencananya PDD IPB ini juga akan dibukan di Cirebon di tahun berikutnya dan PDD Unpad di Pangandaran. “Ke depan ya kita juga memberi tugas lain di samping mengembangkan kampus IPB Sukabumi juga memÂbina perguruan tinggi yang ada di Sukabumi, supaya kampusnya banyak tapi kualitasnya tetap tinggi,†paparnya.
PDD IPB di Sukabumi ini terleÂtak di Kampus STIKES Kota SukaÂbumi. Pemerintah Provinsi Jawa Barat sendiri akan menggelontorÂkan dana Rp 6 miliar untuk memÂbangun STIKES di kota lainnya dan Kampus STIKES bisa digunakan penuh oleh IPB Sukabumi.
(Yuska Apitya Aji)
Bagi Halaman