Untitled-1 MESKI gagal menuntaskan misi lolos ke Liga Champions musim depan, Louis van Gaal ngotot masih ingin menukangi Manchester United musim depan. Di mata fans Setan Merah, Van Gaal sudah gagal mengembalikan kejayaan klub yang bermarkas di Old Trafford itu. 

Desakan mundur pun sema­kin kuat, tapi Van Gaal keukeuh tim asuhannya masih dalam masa transisi dan bakal bertah­an untuk menghabiskan masa kontrak tiga tahun. “Kami tidak memenuhi target kami. Kami harus lolos ke Liga Champions,” kata Van Gaal di BBC.

“Tapi, kami masih punya final Piala FA. Semua orang ha­rus berpikir ulang saat ini soal penampilan kami musim ini. Saya hanya bisa bilang bahwa saya punya kontrak tiga tahun dan saya akan menghabiskan­nya. Periode transisi belum tun­tas. Saya masih manajer di sini,” sambungnya.

Kepastian MU gagal finis empat dan mendapat tiket ke play-off Liga Champions adalah mereka hanya menang 3-1 atas Bournemouth di pekan terakhir, Rabu (18/5/2016) dinihari WIB. MU butuh menang 19-0 untuk menggeser Manchester City dari posisi keempat klasemen.

Meski boleh dibilang misi itu terlihat mustahil untuk dilaku­kan. Apapun itu, musim ini tetap gagal di mata fans MU mengin­gat Van Gaal dianggap seharus­nya bisa membawa tim bersaing di papan atas memperebutkan gelar juara, bukan sekadar finis empat besar.

Apalagi, pria Belanda itu sudah mendapat suntikan dana besar untuk belanja pemain dengan total hampir 250 juta poundsterling selama dua tahun ini. Tapi pada akhirnya MU finis posisi kelima dengan 66 poin dan cuma berhak mendapat tiket ke fase grup Liga Europa musim depan. Mereka kalah selisih gol dari City yakni +14 ber­banding +30.

BACA JUGA :  RSUD Leuwiliang Hadirkan Dokter Spesialis di Laboratorium Patologi Anatomik

TERSISA PIALA FA

Van Gaal masih memiliki satu misi untuk diselesaikan. Yakni, Piala FA. Van Gaal pun berjanji bakal memboyong trofi kasta kedua itu ke Old Trafford musim ini. Hal ini dikatakan Van Gaal usai pertandingan kontra Bournemouth.

Van Gaal mengatakan itu dalam pidato akhir musim yang kerap dilakukan pada laga terakh­ir kandang di musim itu. Dengan menggunakan mikrofon bersu­ara lantang, memberikan sepatah dua patah kata kepada para pen­dukung MU di stadion itu.

Sayangnya, tak hanya sam­butan sukacita tapi juga ada ejeken serta siulan diarahkan kepada Van Gaal saat sedang bi­cara. Wajar saja mengingat per­forma MU di bawah Van Gaal tak kunjung membaik.

Apalagi musim ini sudah me­masuki tahun kedua Van Gaal yang menghabiskan dana ham­pir 250 juta poundsterling. Mer­eka menginginkan perubahan dengan mundurnya Van Gaal.

Belum lagi soal rekor-rekor buruk seperti 49 gol yang dibuat dari 38 pekan adalah terendah sejak 1989-1990, saat bikin 46 gol. Selain itu 19 kemenangan MU musim ini jadi jumlah teren­dah selama era Premier League, menyamai tahun 2013-14.

“Mewakili para pemain, staf, dan diri saya sendiri, terima kasih atas dukungan tulus dari Anda semua,” ujar Van Gaal sep­erti dikutip BBC.

“Di manapun kita bermain, apapun yang terjadi dalam la­pangan, Anda tidak akan pernah mengecewakan kami,” sam­bungnya.

MU dan Van Gaal kini masih punya satu tugas tersisa yakni memenangi laga final Piala FA kontra Palace akhir pekan ini di Wembley. “Kami berharap membawa pulang Piala FA un­tuk Anda,” tutupnya.

BACA JUGA :  Warga Desa Cemplang Bogor Diteror Maling, Satu Bulan 5 Kali Aksi Pencurian

Van Gaal menyebut bahwa pengharapan dari para suporter klub itu terlampau tinggi. Dalam pertandingan kontra Bour­nemouth juga terdengar cibiran “boo” di Theatre Dreams. “Ten­tu saja (saya memahami adanya boo) karena saya juga sudah mengatakan bahwa ekspekta­sinya amat tinggi, terutama dari para suporter,” ucap Van Gaal seperti dilansir Sky Sports.

“Mereka berharap amat be­sar. Tapi saya pikir pengharapan itu terlalu tinggi dan kami meru­pakan sebuah tim yang sedang melewati periode transisi dan itu sudah saya katakan ketika tiba di sini. Mungkin saya harusnya leb­ih menegaskan pesan tersebut,” ujarnya.

Van Gaal menyatakan bahwa minimnya gol sudah menjadi se­buah masalah tersendiri di tim­nya musim ini. Namun, problem terbesar adalah perkara cedera pemain yang membelit.

“Kurang lebih itulah ma­salahnya (minimnya gol) tapi saya pikir masalah utamanya adalah banyaknya cedera pada bulan November dan Desem­ber, secara khusus pada dua posisi, kedua posisi full-back. Saat itu amatlah sulit,” kata Van Gaal.

“Saya juga sudah men­gatakan bahwa musim ini kami butuh para penyerang yang kreatif dan cepat. Kami harus memoles hal itu, tapi apa pun juga, kami ada di posisi pertama liga ketika semua bugar dan itu­lah faktanya.

“Anda tak pernah bisa mem­prediksi masa depan, Anda cuma bisa menganalisis dan mengevaluasi masa lalu, itulah yang harus kami lakukan dan kami kemudian akan membuat keputusan,” tuturnya.

(*/Net)

 

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================