JAKARTA, TODAY – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat indusÂtri perbankan mengalami perÂtumbuhan laba negatif sebanyak 2,29 persen di kuartal I-2016. Pada kuartal I-2015, laba indusÂtri perbankan tercatat sebesar Rp 29,63 triliun dan mengalami anjlok menjadi hanya Rp 28,95 triliun di Maret 2016.
Penurunan laba ini merupakÂan dampak dari belum kencangÂnya bisnis bank berlari pada awal tahun ini. Hal ini menghindari anggapan bahwa penurunan laba industri perbankan merupakan akibat dari aturan Net Interest Margin (NIM) oleh OJK.
“Kalau saya lihat (penurunan laba) lebih terkait turunnya volÂume kredit yang terlihat dari loan growth yang terus turun,†kata Chief Economist CIMB Niaga, WiÂnang Budoyo, di Jakarta, Kamis (19/5/2016).

Jika melihat Statistik Perbankan IndoneÂsia (SPI) yang d i r i l i s O J K , rasio margin bunga bersih atau NIM perbankan pada kuartal I-2016 ini justru mengalami perÂtumbuhan dari 5,3 persen menÂjadi 5,55 persen.
Sementara itu, Ekonom Bank Permata, Josua Pardede menÂgatakan, penurunan NIM perÂbankan pada kuartal I-2016 seirÂing dengan arah penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI rate. Sebab pada kuartal I taÂhun ini saja, BI rate sudah turun 75 bps.