Soal pelatih, Andik tak menÂjagokan satu nama untuk menÂempati posisi pelatih kepala Timnas Indonesia. Pasalnya, siapa pun pelatihnya Andik siap memberikan yang terbaik. Andik sendiri menilai, banyak pelatih bagus yang pantas menangani Timnas. Ia menyebutkan nama Nilmaizar, Jacksen Tiago, Aji SanÂtoso, dan Rahmad Darmawan.
“Saya kira PSSI lebih tahu siapa yang paling layak, karena mereka punya standar tertentu untuk memilih pelatih,†ujar pemain kelahiran 23 November 1991 tersebut.
Sejak Timnas Indonesia U-23 kalah dari Thailand 0-1 di final di SEA Games 2013, Andik meÂmang sempat menjadi sorotan banyak pihak. Gaya bermainnya terkesan individual, dan menjadi salah satu kartu mati bagi tim Merah-Putih kala itu.
“Ya, saya mendengar banyak kritik tentang saya kala itu. Saya menerimanya dan menganggap menjadi sebuah masukan yang baik untuk meningkatkan kualiÂtas permainan,†ucap Andik.
Kini Andik sudah jauh berubah. Bersama Selangor FA ia tak lagi mengutamakan aksi-aksi individu yang menjadi ciri khasÂnya saat masih membela PerseÂbaya 1927. Bahkan karena perubaÂhan gaya bermainnya, di Selangor Andik sempat menjadi raja assist.
“Tuntutan beradaptasi denÂgan gaya bermain klub-klub Malaysia yang amat kolektif mengubah style Andik. Ia kini jadi pemain yang amat mengedeÂpankan kepentingan timnya. TiÂdak ada cerita ia terlalu bernafsu mencetak gol, saat bermain ia meÂmentingkan hasil akhir pertandinÂgan buat klubnya,†cerita Jacksen F. Tiago, mantan pelatih klub PenÂang FA dalam sebuah percakapan dengan bola.com awal tahun ini.