PSSI merasa Torabika SocÂcer Championship (TSC) sudah menjadi wilayah mereka sejak sanksi FIFA dicabut. Melihat banÂyaknya kerusuhan yang terjadi, PSSI akan memanggil PT. Gelora Trisula Semesta (GTS) selaku opÂerator kompetisi.
Sejak bergulirnya TSC yang dikelola oleh PT. GTS, sejumlah insiden telah terjadi. Salah saÂtunya adalah tewasnya suporÂter Persija Jakarta, Muhammad Fahreza, yang disebut-sebut akibat dipukuli oleh oknum aparat saat laga berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK).
Tak hanya itu, bentrokan antarsuporter juga terjadi pada pertandingan antara Persegres Gresik United melawan PS TNI di Stadion Petrokimia, Minggu (22/5). Ada sekitar 50-an suporÂter yang mengalami luka-luka dan patah tulang akibat kejadian tersebut.
Ketua Umum PSSI SemenÂtara, Hinca Pandjaitan, sangat menyesalkan kejadian tersebut, yang dinilainya lantaran kurangÂnya keamanan. Oleh karenanya, PSSI ingin mendengar langsung penjelasan dari PT. GTS pada pertemuan Rabu (25/5) menÂdatang.
“Berkaitan dengan kompeÂtisi di bawah GTS dalam dua minggu terakhir, kami menyeÂsalkan jatuhnya korban di pihak penonton dan pemain. Exco PSSI mengatakan bahwa PSSI berempati sangat terhadap keluÂarga, belasungkawa yang dalam kepada korban yang telah berÂjatuhan,†ujar Hinca.
PSSI meminta kepada GTS untuk memperbaiki cara kerja terutama security, agar tidak jatuh korban lagi. Maka hari ini pihaknya mengirimkan surat unÂtuk memanggil GTS pada Rabu (25/5), agar melaporkan yang terjadi dan bagaimana menganÂtisipasinya.
“Sekadar diketahui pertandÂingan yang dikelola GTS ini ketika PSSI belum on. Karena ini sudah on, maka seluruh pertandinÂgan di seluruh wilayah Inonesia adalah wilayah PSSI. Maka itu kami akan memanggilnya untuk mencari jalan keluar bagaimana mencegah kejadian serupa di pertandingan-pertandingan seÂlanjutnya,†kata dia.
(net)