BOGOR TODAY – Sensus Ekonomi 2016 terus berjaÂlan dan ditekuni oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kota BoÂgor, namun dalam realisasinya petugas mengalami beberapa kendala dilapangan pada saat mendata Sensus Ekonomi 2016 tersebut.
Kepala Badan Pusat StatisÂtik (BPS), Suryamin menÂgungkapkan, kendala paling utama adalah ketidakjujuran masyarakat dalam menyamÂpaikan informasi, selain itu diÂdapati juga pelaku usaha yang menutup diri.
Hal ini disebabkan, ada ketaÂkutan data yang diberikan akan dimanfaatkan untuk kepentÂingan perpajakan. “Padahal, semua data kami jamin keraÂhasiaannya,†ujar Suryamin di Jakarta, Rabu (25/5).
Meskipun terdapat sejumÂlah hambatan, Suryamin meÂnyebut, pelaksanaan Sensus Skonomi 2016 berjalan sesuai rencana. “Sampai sekarang sudah selesai sekitar 75 persen. Sesuai target,†katanya.
Suryamin berharap, seluÂruh lapisan masyarakat dapat bekerja sama menyukseskan Sensus Ekonomi 2016 yang akan berakhir pada 31 Mei 2016. Sebab, sensus ini sangat penting untuk mendapatkan potret terkini perekonomian Indonesia.
Menurut Suryamin, Sensus Ekonomi 2016 menyisir semua kegiatan usaha, baik skala miÂkro hingga besar. Tak ketingÂgalan aktivitas ekonomi rumah tangga. “Nanti bisa kelihatan apa yang perlu diperbaiki unÂtuk meningkatkan daya saing kita,†ujar Suryamin.
Sensus Ekonomi 2016 diÂlakukan setiap 10 tahun sekali. Maka dapat dipastikan, dalam rentang 10 tahun, struktur ekoÂnomi akan berubah. “Karena itu, data ini sangat penting,†kata Suryamin.
Seperti diketahui, BPS Kota Bogor, Jawa Barat, mencatat prosÂes Sensus Ekonomi 2016 sejak digÂulirkan 1 Mei 2016 hingga pekan lalu sudah mencapai 40 persen.
Kepala BPS Kota Bogor, Budi Haryono mengatakan, kemungÂkinan cakupan sensus ekonomi yang dilaksanakan di lapangan sudah lebih dari 40 persen. Sebab, masih banyak petugas yang belum melaporkan hasil pencatatannya ke kantor.
Untuk evaluasi petugas Pencacah Sensus Lengkap (PCL) dan Pemeriksa Sensus Lengkap (PML), lanjut Budi, sudah dilakukan dua kali, yakÂni pada 9 dan 18 Mei di masÂing-masing kecamatan.
Dari hasil evaluasi tersebut, untuk dua blok sensus yang kedua (satu petugas bertugas di dua blok sensus), rata-rata sudah menyelesaikan sekitar setengahnya.
“Jadi, sebetulnya bisa jadi pencatatan di lapangan tingÂgal 30 persen lagi. Kita optiÂmistis target 31 Mei dapat dicaÂpai,†katanya.
BPS Kota Bogor menurunkÂan 1.819 petugas Sensus EkoÂnomi 2016 yang disebar untuk melakukan pendataan selama satu bulan di enam kecamatan.
Petugas tersebut terdiri atas 1.354 Pencacah Sensus Lengkap (PCL), 454 Pengawas/ pemeriksa Sensus Lengkap (PML), lima koordinator lapanÂgan, dan enam koordinator sensus kecamatan (Koseka).
Kegiatan sensus tersebut dilakukan dengan melakukan pendekatan terhadap anggota rumah tangga secara door to door, untuk mengetahui jenis usaha warga se-Kota Bogor. “PeÂcatatan dilakukan dengan metode wawancara langsung kepada masyarakat,†ujar Budi.
Selain mendatangi rumah warga, lanjut Budi, petugas sensus juga mendata dan mendatangi langsung tempat-tempat usaha seperti restoran, hotel dan perkantoran.
“Sensus Ekonomi 2016 memotret potensi perekoÂnomian Kota Bogor untuk memetakan karakteristik usaha, kegiatan usaha mikro kecil dan menengah menjadi basis data sehingga pembangunan jadi lebih berkualitas,†pungkasnya.
(Abdul Kadir Basalamah)
Bagi Halaman