Dengan perkembangan tersebut, inÂflasi IHK secara year to date (ytd) dan tahunan (yoy) masing-masing mencapai 0,40 persen (ytd) dan 3,33 persen (yoy), serta berada dalam kisaran sasaran inflasi BI yaitu sebesar 4±1 persen (yoy).
Di sisi lain, ujarnya, lembaga pemerÂingkat Standard and Poor’s (S&P) kembali mempertahankan peringkat Indonesia pada level BB+/positive outlook pada 1 Juni 2016.
Reza mengatakan dalam siaran perÂsnya, S&P menyebutkan faktor kunci yang mendukung keputusan tersebut mencakup perbaikan kebijakan dan tata kelola kelembagaan, termasuk kerangka kebijakan fiskal, kebijakan moneter yang kredibel dan pertumbuhan ekonomi yang baik.
“Dengan sentimen-sentimen tersebut membuat laju rupiah kembali mengalami pelemahan,†kata Reza dalam risetnya yang diterima.
Inflasi yang melonjak dari bulan sebeÂlumnya, dan belum adanya kabar kenaiÂkan rating Indonesia memberikan tekanÂan pada laju Rupiah.
Reza mengatakan Meski laju dolar AS masih cenderung melemah terhadap seÂjumlah mata uang, terutama terhadap yen dan euro, tapi tidak juga berimbas pada laju rupiah yang awalnya dapat memanÂfaatkan kondisi tersebut untuk menguat. (Winda/net)