BANYAK orang mengira untuk menggapai kebahagiaan itu harus mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya. Sementara ada banyak orang kaya yang berkeyakinan bahwa jaÂÂlan menuju bahagia adaÂÂlah ada pada berbagi keÂÂkayaan dengan yang lain. Ada juga orang miskin yang berkeyakinan bahÂÂwa jalan tercepat menuju bahagia adalah denÂÂgan bersabar atas kemiskinan dan mensyukuri apapun yang ada, sebagaimana ada juga orang kaya yang menyangka bahwa jalan tercepat seÂÂmakin kaya adalah dengan menyimpan semua miliknya tanpa berbagi dengan siapapun.
Semuanya mencari kebahagiaan dengan kondisi dan caranya yang berlainan. Siapakah yang paling cepet menjadi orang bahagia? Kita bertemu dengan beberapa orang yang mewakili empat golongan itu. Ada orang kaya yang rajin bersedekah sebagaimana kita berÂÂtemu orang yang kaya namun sangat pelit. Saking pelitnya, dosanya pun tak bisa dipinÂÂjam, apalagi diminta. Sang kaya dermawan hidupnya lebih segar bersahaja, damai dan santai penuh senyum.
Kita juga bertemu dengan orang miskin yang tidak kaya-kaya walau setiap detik beruÂÂpaya mendapatkan uang. Ada rang miskin yang tersenyum terus di tengah kemiskinanÂÂnya. Bekerja adalah sebagai sebab, semenÂÂtara akibat dibiarkannya menjadi hak mutlak Allah. Orang miskin kedua ini pun kelihatan damai bahagia.
