Kendati perlambatan ekonomi nasion­al masih berlangsung, BNI Life akan tetap optimistis jika hal itu tidak berdampak signifikan terhadap industri asuransi jiwa nasional. Hal ini mengingat potensi pasar asuransi jiwa di Indonesia yang masih san­gat tinggi.

Data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia mencatat perolehan premi bruto pada 2015 tumbuh sebesar 5,8 persen men­jadi Rp 128,66 triliun. Sementara data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut­kan densitas atau rasio premi per kapita nasional pada kuartal I-2016 mencapai Rp 1.063.860, dengan jumlah penduduk mencapai 257 juta jiwa.

BACA JUGA :  Asa Timnas Indonesia Melaju ke Olimpiade Paris 2024

“Penetrasi asuransi jiwa dan umum konvensional baru mencapai 2,37 persen pada kuartal I 2016 dari jumlah penduduk Indonesia yang sebanyak 257 juta jiwa. Berbekal produk-produk berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan pasar, kami op­timistis dapat mencapai target untuk be­rada di posisi lima besar asuransi nasional dari sisi ekuitas dan kinerja pada 2019,” lanjut Budi.

BACA JUGA :  Pj Wali Kota Bogor Minta Tingkatkan Program DWP Sampai ke Unit

Sementara itu, Wakil Direktur Uta­ma PT BNI Life Insurance, Geger Mau­lana menambahkan, bahwa dua produk unit link andalan perusahaan yaitu BNI Life Stabil Syariah dan BNI Life Syariah Berimbang mendapatkan predikat San­gat Bagus. Pencapaian ini tak lepas dari pengelolaan investasi yang prudent oleh manajemen BNI Life, dikelola secara khusus oleh komite investasi mereka. (Winda/net)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================