NEW YORK, Today—Bursa saham Amerika Serikat (AS) kembali melemah di akhir peÂkan.
Pelemahan ini merupakan imbas dari kembali anjloknya harga minyak dan kekhawatiran baru terkait perekonomian global.
Selain itu, jajak pendapat Brexit menunjukan sebagian besar anggota Uni Eropa lebih memilih Inggris untuk keluÂ
sentimen negati pasar saham AS. Dukungan tersebut meruar dari Uni Eropa juga menjadi juk pada referendum yang akan diputuskan pada 23 Juni menÂdatang. “ Â
Ekonomi global lemah dan tiÂdak dapat menangani setiap gunÂcangan besar. Jika Brexit terjadi, itu adalah kejutan besar,†kata Chief Executive of Sarhan CapiÂtal Adam Sarhan, seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (11/6/2016).
Lalu, pada Rabu waktu setemÂpat, S & P 500 gagal menembus rekor kenaikan tertingginya. SeÂhingga pergerakan diperkirakan tidak begitu menggembirakan.
“Karena kita gagal untuk menerobos ke tertinggi baru, perhatian semua orang bergeser kembali ke realitas, dan mereka mulai mencari alasan untuk menÂjual dan mengambil beberapa keuntungan,†kata Chief Market Strategist Boston Private Wealth Robert Pavlik.
Investor juga fokus memÂperhatikan pertemuan Federal Reserve pada minggu depan. Meskipun bank sentral AS diperÂkirakan tidak mengubah suku bunganya.
Tercatat pada akhir pekan ini, Dow Jones industrial averÂage turun 119,85 poin atau 0,67 persen menjadi 17.865,34. KemuÂdian indeks S&P 500 turun 19,41 poin atau 0,92 persen menjadi 2.096,07 dan Nasdaq Composite turun 64,07 poin atau 1,29 persÂen ke 4,894.55. (okez
Bagi Halaman