Untitled-18PELUANG bisnis sejatinya dapat ditemukan oleh para pelaku bisnis yang mau berfikir secara kreatif. Salah satu peluang usaha yang kini digandrungi adalah kerajinan clay. Usaha ini tentunya dapat dijalankan dengan baik oleh orang-orang yang memiliki kreatifitas tinggi, salah satunya seperti yang dijalani oleh Bani Octa.

Oleh : Winda Herviana
[email protected]

Bani Octa mengawali kerajinan clay ini sejak dirinya masih me­nyadang status mahasiswa di tahun 2012. Ia merasa tertarik untuk mencoba usaha yang diberi nama Whateverclay. Dalam menapaki usaha ini, diakui Bani, dirinya tak perlu membutuh­kan modal yang besar.

“Modal awal tak begitu besar, mung­kin hanya sekitar Rp 100 ribu. Itupun menggunakan sisa uang jajan saat kuliah. Saya tidak membeli bahan sekaligus ban­yak, sedikit demi sedikit dulu,” tutur pria kelahiran Oktober 1991 ini.

Bani menjelaskan, awal dirinya mem­buat kerajinan clay ialah membuat kalung dan gantungan kunci. Tak dipungkiri oleh Bani, kemahirannya dalam usaha ini di­dapatinya karena bakat seni yang sudah dimiliki sejak lahir.

“Dari dulu saya memang senang menggambar, jadi membuat clay ini su­dah jadi hobi. Tentunya apa yang dilaku­kan karena hobi itu pasti menarik,” ung­kap Bani kepada BOGOR TODAY, Senin (13/6/2016).

Meskipun bahan ini tergolong mu­rah, namun tampilan yang dihasil­kan tidak berkesan murahan. Apalagi melalui tangan dan kreatifitas yang dimiliki Bani, kerajinan ini menjadi lebih variatif dan unik berkat gambar, bentuk serta pewarnaan yang sesuai.

Pasang surut penjualan sempat dira­sakan oleh Bani. Respon pasar yang baik baru diterimanya setelah tiga tahun berja­lan. Kegigihan dan keyakinannyalah yang membuat usaha Whateverclay tetap ber­jalan hingga saat ini.

“Saat awal-awal terasa sangat berat, saya pernah mengalami hanya ada 2 pesanan dalam sebulannya. Sempat juga saya berjualan di depan sekolah salah satu SMA Bogor dengan hanya membawa pulang uang Rp 40 ribu saja,” terangya.

Setelah bertahun-tahun menjalani us­aha clay, titik terang pun perlahan meng­hampiri Bani. Berawal dengan pemasa­ran menggunakan twitter, kini dengan maraknya social media seperti instagram membuat usahanya kini banjir pesanan.

“Dengan adanya instagram pemasa­ran menjadi lebih mudah. Orang semakin banyak yang tahu. Yang memesan tidak hanya dari pulau Jawa, pernah juga hing­ga merambah Papua. Menjadi pengala­man tersendiri juga bisa berkomunikasi dengan artis, yakni dengan mengendorse karya saya dan dipublikasikan oleh artis tersebut,” terangnya ramah.

Dengan titik pencapaiannya saat ini membuat Bani dapat bernapas lega. Sen­timen negatif yang sempat diterima dari keluarganya pun kini dapat dipatahkan dengan hasil yang telah diraihnya.

Whateverclay dalam perbu­lannya dapat meraih omzet ko­tor hingga Rp 6 juta. Proses pengerjaan clay ini dilakukan oleh Bani seorang diri. Proses pengerjaan satu clay setidaknya membu­tuhkan minimal 2 hari untuk pencetakan, pengeringan clay, penghalusan, pewar­naan, vernis hingga pengemasan dan pengiriman.

Selain kalung dan gantungan kunci, kini Bani juga memproduksi gelasng, ant­ing, hingga tempelan kulkas. Karya dan pemesanan Whateverclay dapat dilihat melalui instagram pribadinya di @banioct.

Kisaran harga pun terbilang ekono­mis. Untuk harga gelang dipatok antara Rp 10 ribu – Rp 45 ribu, kalung Rp 25 ribu – Rp 50 ribu, anting berkisar Rp 20 ribu, magnet dan pin seharga Rp 12 ribu – 20 ribu. “Yang mem­bedakan hany­alah desain, warna, dan t i n g k a t k e s u l i ­t a n n y a . Konsumen bisa re­quest sesuai keinginan,” ucapnya.

 

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================