JAKARTA, TODAY – Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarÂbank di Jakarta turun 43 poin menjadi Rp 13.337 per USD pada Senin (13/6/2016).
“Nilai tukar rupiah menÂgalami depresiasi terhadap USD pada awal pekan ini menjelang rapat Komisi Pasar Bebas FedÂeral (FOMC),†kata Ekonom Samuel Sekuritas, Rangga Cipta.
Ia mengatakan, nilai tukar USD mulai menguat kembali menjelang pertemuan FOMC, setelah sempat tertekan akibat target data ekonomi negara itu masih di bawah estimasi, menÂgonfirmasi proyeksi kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat belum akan dilakukan dalam waktu dekat.
“Rapat FOMC dijadwalkan pada pekan ini. Walaupun peluÂang kenaikan suku bunga The Fed hampir tidak mungkin, spekulasi mengenai pengetatan moneter masih membayangi pelaku pasar uang sehingga mendorong USD bergerak lebih kuat,†ujarnya.
Kendati demikian, dia memÂproyeksikan, dalam jangka menengah rupiah masih berpoÂtensi menguat. Bank Indonesia menilai nilai tukar rupiah bisa menguat hingga Rp 13 ribu akhir tahun ini.
“Selain rapat FOMC, Rapat Dewan Gubernur Bank IndoneÂsia juga ditunggu pada pekan ini. Peluang pemangkasan BI Rate juga meningkat saat ini meÂlihat data ekonomi yang ada,†katanya.
Kepala Riset Monex InvestinÂdo Futures, Ariston Tjendra meÂnambahkan, nilai USD bergerak menguat terhadap mayoritas mata uang utama dunia karena sebagian investor masih berÂharap bank sentral Amerika Serikat akan menaikkan suku bunga pada bulan Juli atau SepÂtember. (Winda/net)
Bagi Halaman