CIBINONG, Today- Anggaran Rp 15 miliar bakal disiapkan Pemerintah Kabupaten Bogor dan Pemerintah Kota Bekasi unÂtuk membenahi persoalan banjir di Desa Bojongkulur, Kecamatan Gunungputri akibat luapan SunÂgai Cikeas, serta pencegahan eksodus warga ke Kota Bekasi akiÂbat masalah ini.
Bupati Bogor, Nurhayanti menÂgaku akan memperbaharui MoU dengan Pemkot Bekasi yang seÂbelumnya telah dilakukan untuk pembenahan tapal batas kota/ kabupaten itu. Dana Rp 15 miliar itu pun nantinya bakal digunakan untuk membuat sumur resapan dengan harapan mengurangi dampak banjir.
“MoU induk akan kami perbaÂharui dan membuat MoU teknis yang isinya untuk membuat suÂmur resapan di Kota Bekasi dan Kabupaten Bogor supaya wilayah Bojongkulur dan Pondok Gede Permain tidak banjir lagi,†kata Nurhayanti di sela rapat dengan Walikota Bekasi, Rahmat Effendi di Pendopo Bupati, Cibinong, SeÂlasa (14/6/2016).
Yanti menjelaskan, banguÂnan sumur resapan itu nantinya memakan lahan hingga empat hektare. “Anggarannya Rp 15 miliar. Selain tanggul yang tinggi, Pemkot Bekasi juga sudah punya sumur resapan. Kami juga akan membuat kajian teknis agar air meluap bisa terserap,†kata Yanti.
Sementara Walikota Bekasi, Rahmat Effendi menjelaskan, sisa lahan kolam resistensi di Kota BekaÂsi yang belum tergarap, rencananya bakal dilaporkan ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPU-Pera).
“Untuk membantu realisai proyeknya. Nanti, saya dan Ibu Bupati Bogor akan melapor ke pemerintah pusat soal kebutuhan dananya. Karena ini sangat berÂmanfaat dalam mengantisipasi luÂapan Sungai Cikeas,†ujar Rahmat.
Pemkot Bekasi juga memiliki kepentingan dalam proyek itu. Yakni untuk mengurangi potensi luapan kali Bekasi yang selama ini menjadi hilir Sungai Cikeas di Perumahan Pondok Gede PerÂmai. Menurut Rahmat, kolam reÂsistensi akan menampung air dari kawasan Jagorawi dan Sentul anÂdai hujan deras.
“Jadi kalau hujan deras, airnya tidak langsung bercampur denÂgan Kali Bekasi. Kolam resistensi itu juga nantinya bisa jadi tamÂpungan air untuk memenuhi keÂbutuhan saat musim kemarau,†tegas politisi Golkar itu. (Rishad Noviansyah)
Bagi Halaman