download-png-image-cigarette-pack-png-image-6SAHAM-saham produsen rokok terpantau merosot menyusul rencana pemerintah yang akan menaik­kan cukai tembakau.

Informasi saja, pemer­intah tengah mem­pertimbangkan untuk menandatangani FCTC (Frammework Convention of Tobacco Control). Sebelum itu, Presiden Joko Widodo ( Jokowi) memberi arahan ter­kait kebijakan pengendalian tembakau.

Arahan pertama adalah memerintahkan kepada semua menteri terkait untuk menekan impor tembakau. Selanjutnya, Jokowi ingin agar cukai tembakau impor dinaikkan.

Merespons hal tersebut, saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), dan PT Bentoel International Inv Tbk (RMBA) merosot.

Berdasarkan data perda­gangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (15/6/2016), sa­ham GGRM ditutup merosot 3.675 poin (5,40 persen) ke Rp 64.350. Saham GGRM sempat menyentuh level ter­tingginya di Rp 67.800 dan terendahnya Rp 64.025. Sa­ham GGRM ditransaksikan sebanyak 6.258 kali dengan total volume perdagangan sebesar 39.585 saham senilai Rp 258,4 miliar.

Selain GGRM, saham HMSP juga ditutup menukik 220 poin (5,67 persen) ke Rp 3.660. Saham HMSP sempat menyentuh level tertingginya di Rp 3.870 dan terendahnya di Rp 3.630. Frekuensi sa­ham ditransaksikan seban­yak 7.083 kali dengan total volume perdagangan sebe­sar 381.939 saham senilai Rp 141,6 miliar.

BACA JUGA :  Perawat RS Santosa Ditemukan Tewas Gantung Diri di Kontrakan, Gegerkan Warga Bandung

Selanjutnya saham RMBA. Saham rokok merek Bentoel ini juga ditutup turun 4 poin (0,87 persen) ke Rp 456. Sa­ham RMBA sempat menyen­tuh level tertingginya di Rp 460 dan terendahnya di Rp 442. Frekuensi saham di­transaksikan sebanyak 6 kali dengan total volume perda­gangan sebanyak 830 saham senilai Rp 37,3 juta.

Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Uto­mo mengungkapkan, ren­cana soal naiknya cukai tem­bakau langsung direspons negatif oleh para pelaku pas­ar. “Jokowi kan bilang, kita mau naikkan cukai rokok. Nah, ini langsung direspons pelaku pasar, pemerintah ha­rusnya tahu pasar itu sensitif dengan omongan pemerin­tah,” ujarnya.

Menurutnya, investor di pasar modal sangat mem­perhatikan segala jenis ke­bijakan yang disampaikan pemerintah. Maka dari itu, statement pemerintah sangat berpengaruh terhadap pergerakan harga saham.

BACA JUGA :  Duet Jaro Ade - Anang Hermansyah, Golkar Kabupaten Bogor Akan Lakukan Ini Pasca Idulfitri

“Kayak dulu itu pemer­intah umumkan harga gas, semen, Net Interest Margin (NIM), sekarang cukai rokok, itu investor pasti langsung bereaksi. Pasar akan over re­action,” jelas dia

Satrio menyebutkan, ka­lau pun memang cukai rokok harus naik, sebaiknya pemer­intah memberikan pengumu­man saat besaran kenaikan­nya sudah pasti.

“Kalau Jokowi ngomong cukai naik 10 persen mis­alnya nggak masalah, tapi kalau hanya ngomong mau naik tapi nggak tahu berapa, ini jadi spekulasi, harusnya jangan ngomong dulu,” ucap dia.

Lantas, berapa ideal­nya kenaikan cukai rokok? “Segera jelaskan dulu mau naikkan berapa, kalau cuma 5 persen nggak masalah. Ka­lau 10-20 persen masih make sense, sejauh tidak di atas 30 persen, itu tetap orang kita masih akan merokok,” kat­anya.

Lantas, sampai kapan pelemahan saham-saham ro­kok ini?

“Sampai pemerintah pun­ya jawaban yang jelas,” pung­kasnya. (net)

 

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================