2011-06-17-06-10-45-0617-mccarron-rbgRUTIN berolahraga mampu membentengi tubuh dari serangan kanker. Penelitian ter­baru membuktikan, olahraga rutin menu­runkan risiko menderita kanker esofagus.

Kanker esofagus adalah jenis penyakit yang menyerang saluran cerna pada teng­gorokan. Esofagus merupakan bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan rongga mulut dengan lambung.

Peneliti dari Mayo Clinic membuktikan, aktivitas fisik menurunkan risiko kanker esofagus sebesar 19 sampai 32 persen. Penurunan ini terutama pada kanker jenis Adenocarcinoma. Hasil riset ini bisa men­jadi strategi terbaru melawan penyakit yang membunuh 15.000 orang tiap tahun­nya di Amerika Serikat.

Adeniocarcinoma merupakan tipe kanker esofagus yang bayak diderita, se­lain Esophageal squamous cell carcinoma. Adenocarcinoma terjadi pada kelenjar yang menghasilkan liur di bagian bawah esofagus. Jenis ini berhubungan dengan kejadian obesitas.

BACA JUGA :  Tambah Daya Ingat dengan 5 Minuman Ini, Bikin Lebih Fokus dan Produktif

Sedangkan Squamous cell carcinoma berkembang di sel tepat pada bagian ten­gah esofagus. Kebanyakan penderita yang mengalami Squamous cell carcinoma dan Adenocarcinoma meninggal setahun setelah diagnosis ditegakkan.

Tim peneliti menemukan, angka ke­jadian kanker esofagus pada orang yang aktif lebih rendah daripada yang tidak aktif. Pimpinan riset Siddarth Singh men­gatakan, hasil riset ini menggarisbawahi pentingnya olahraga untuk melawan berb­agai penyakit termasuk obesitas.

“Obesitas berhubungan dengan pen­ingkatan risiko kanker esofagus, melalui tingginya kadar insulin. Peningkatan ini menimbulkan luka kronis yang terjadi pada tubuh,” kata Singh.

Melalui olahraga, lemak perut akan berkurang. Hal ini akan menekan faktor pemicu kanker, sekaligus meningkatkan sensitivitas insulin. Kondisi ini perlahan akan menurunkan inflamasi kronis. Singh mengatakan, dengan proses ini maka san­gat mungkin olahraga mampu mengurangi risiko kanker esofagus.

BACA JUGA :  Hindari 5 Makanan Penyebab Kamu Pikun, Ternyata Sering Dikonsumsi

Meski begitu, Singh mengatakan, hubungan antara aktivitas fisik, kanker esofagus, dan obesitas, tidak sama antar daerah.

“Di seluruh dunia angka kejadian Esophageal squamous cenderung menu­run. Namun Adenocarcinoma menunjuk­kan peningkatan. Peningkatan ini meru­pakan bagian dari obesitas yang bersifat epidemik,” katanya.

Singh mengatakan, hubungan antara latihan fisik dan kanker esofagus masih membutuhkan riset tambahan. Bukti yang ada masih terbatas sehingga hubungan yang ada belum bisa ditegakkan. Menurut Singh, riset tidak boleh melupakan faktor lain yang memengaruhi kebiasaan olahra­ga dan risiko menderita kanker esofagus. (Latifa/Net)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================