Berita duka paruh Ramadan mencuat dari Jawa Tengah. Banjir dan longsor melanda 16 wilayah di Banjarnegara, Kebumen, dan Purworejo. Korban tewas tercatat 47 orang. Hingga kemarin petang, baru 34 korban ditemukan, 13 masih dicari.
BENCANA itu datang pada Minggu (19/6/2016) pagi, saat warga baru usai makan sahur. “Masih ada delapan orang korban yang dalam pencarÂian di Donorati,†ungkap Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purworejo, Budi Hardjono, kemarin.
Pencarian korban hilang bencana longsor dan banjir di beberapa daerah di Jawa Tengah bagian selatan menjadi prioriÂtas utama BNPB saat ini. Upaya tersebut akan terus dilakukan sesuai prosedur meskipun preÂdiksi cuaca buruk masih tinggi.
“Sesuai standar itu (pencarÂian korban hilang) 7 hari sejak tanggal 18 Juni kemarin,†kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo PurÂwo Nugroho di Graha BNPB, Jl Pramuka, Jakarta Timur, Senin (20/06/2016).
Sutopo menegaskan BNPB dan BPBD akan terus berupaya maksimal menemukan para koÂrban hingga 25 Juni mendatang. Apabila tidak membuahkan haÂsil, BPBD akan tetap melanjutÂkan pencarian. “Kalau tidak dikÂetemukan kita bisa perpanjang pencarian sesuai permintaan keÂluarga korban,†kata Sutopo.
Hingga saat ini korban hiÂlang akibat longsor mencapai 19 orang dan berasal dari KabuÂpaten Purworejo. Sampai siang kemarin, BPBD Jawa Tengah mendata ada 47 korban tewas akibat longsor di antaranya di Purworejo dan Banjarnegara.
Curah hujan diperkirakan terus meningkat hingga Maret 2017. Dengan demikian, puncak potensi longsor diperkirakan terjadi di akhir Desember 2016. “Dari November ke Desember 2016 hingga Januari, Februari dan Maret 2017 La Nina akan terus meningkat sehingga potenÂsi longsor akan semakin tinggi, diperkirakan puncak potensi longsor itu di akhir tahun ini di Desember 2016,†kata Sutopo.\
Sutopo mengatakan penÂingkatan bencana longsor akan mulai terlihat Oktober tahun ini diakibatkan curah hujan yang juga akan terus meningkat. “SeÂmakin tinggi curah hujannya, seÂmakin tinggi potensi longsor dan bencana yang akan dihadapi. UnÂtuk itu masyarakat dan pemerÂintah harus berupaya bersama,†ujarnya.
Menurut Sutopo, langkah yang harus segera disiapkan adalah memperkuat mitigasi antara lain dengan memasang sistem peringatan dini longsor di beberapa tempat rawan longsor, reboisasi kawasan rawan longÂsor, segera sosialisasi kepada warga pemukiman di daerah rawan longsor dan melatih maÂsyarakat untuk siap menghadapi banjir maupun longsor.