20160321_091152_harianterbit_jokowi1NATUNA TODAY– Kehadiran Presiden Joko Widodo di Per­airan Natuna, Kepulauan Riau, menegaskan posisi kedaulatan NKRI di wilayah Natuna yang kerap terjadi illegal fishing. Pres­iden ingin Perairan Natuna ra­mai oleh nelayan Indonesia.

“Sudah ada pikiran pres­iden untuk mengalihkan hampir 6.000 kapal nelayan dekat Jawa, yang sudah crowded bisa juga main di sini daripada orang lain yang main di sini,” ucap Menko Polhukam Luhut Pandjaitan di KRI Imam Bonjol yang berla­yar di perairan Natuna, Kamis (23/6/2016).

Rencana ‘meramaikan’ ne­layan karena potensi perikanan yang besar di Perairan Natuna. Tak hanya itu, potensi minyak dan gas juga besar di Natuna. Terdapat sekitar 16 blok untuk migas, di mana 5 blok sudah berproduksi dan 11 blok sedang bereksplorasi.

BACA JUGA :  Menu Makan Malam dengan Nasi Goreng Daun Mengkudu yang Sedap dan Lezat

Menteri Kelautan dan Peri­kanan Susi Pudjiastuti setuju agar nelayan di Jawa melaut di Perairan Natuna. Dia lalu men­gomentari soal potensi ‘gese­kan’ antarnelayan lokal dengan nelayan dari Jawa bila semua nelayan diizinkan melaut di Pe­rairan Natuna. “Dulu nelayan asing diam saja, sekarang ada nelayan dari Jawa nggak boleh,” kata Susi singkat.

Selain meninjau Perairan Natuna, Jokowi juga menggelar rapat di atas KRI Imam Bonjol. Hadir dalam rapat Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Luhut Pandjaitan, Menlu Ret­no Marsudi, Seskab Pramono Anung, Menteri ESDM Sudirman Said, KSAL Laksamana Ade Su­pandi, Kepala Bappenas Sofyan Djalil, Kepala Badan Keamanan Laut Arie Soedewo, serta Gu­bernur Kepulauan Riau Nurdin Basirun.

BACA JUGA :  Poso Sulteng Diguncang Gempa Terkini M4,4

Sebagaimana diketahui, Per­airan Natuna pada bagian utara wilayah Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) diklaim sebagai bagian dari Laut China Selatan yang diklaim China nelayan tradisionalnya bisa melaut di sana. Padahal, po­sisinya jelas ZEE Indonesia tidak boleh ada aktivitas penangka­pan ikan. Akibatnya, beberapa kali nelayan China berhadapan dengan TNI AL. Terakhir pen­angkapan oleh KRI Imam Bonjol yang dipimpin oleh Koarmabar. (Yuska Apitya)/fdn/ed:Mina)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================