ADA dua nikmat dari sekian banyak nikmat yang Allah swt. karuÂniakan kepada maÂnusia yang sering kali dilupakan yaitu nikÂmat sehat dan waktu. Hal ini sebagaimana dinyatakan Rasulullah dalam sebuah hadist, ‘Dua nikmat yang sering dilalaikan yaitu sehat dan waktu luang.’
Dan boleh jadi, kita juga termasuk di antara manusia yang suka menyia-nyiakan dua nikmat yang sangat berharga tersebut. Padahal sepatutnya kita harus dapat memanfaatkan nikmat-nikmat itu dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kehendak Allah swt.
Sebab kelak di hari kiamat, kita pasti akan ditanya dan dimintai perÂtanggungjawaban atas semua nikmat yang telah diberikan Allah swt. keÂpada kita. Akan ditanyakan untuk apa nikmat itu dipergunakan. Allah swt. berfirman : ‘Kemudian kamu pasti akan ditanya pada hari itu tentang keÂnikmatan (yang kamu megah-megahÂkan di dunia itu)
Nikmat sehat dan waktu adalah aset yang sangat penting bagi kita unÂtuk dimanfaatkan sebaik-baiknya, diÂpergunakan untuk mengerjakan berbÂagai amal saleh yang diridhoi oleh Allah swt. Memanfaatkan nikmat sehat dan waktu yang ada dengan mengerjakan berbagai amal saleh adalah sebagai bentuk syukur kepada Allah swt. BahÂkan jika kita bersyukur kepada Allah swt. maka Allah swt. akan menambahÂkan lagi nikmat-Nya kepada kita.
Oleh sebab itu, penting sekali bagi kita untuk benar-benar meÂnyadari bahwa hidup yang kita jalani ini adalah kesempatan yang hanya sekali, jangan sampai ketika datang saat kita meninggalkan dunia ini baru merasa menyesal karena tidak ada kebaikan yang telah kita kerjakan sebÂagai bekal yang akan kita bawa mengÂhadap Allah swt.
Manfaatkan dan gunakan semua nikmat dan kesempatan di dunia ini untuk berbuat kebajikan, sebab semua yang Allah swt. berikan pasti akan ada pertanggungjawabannya. Rasulullah bersabda : ‘Seseorang tidak boleh bergerak di hari kiamat hingga kepadanya ditanyakan empat perkaÂra, yaitu: tentang umurnya untuk apa dihabiskan, tentang masa muda untuk apa dipergunakan, tentang harÂtanya dari mana diperolehnya dan ke mana dibelanjakannya dan tentang ilÂmunya apa saja yang telah diamalkan dengannya. ‘ (HR. Tobroni)
Wallahu a’ lam
Bagi Halaman