JAKARTA, Today – Harga buyÂback emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) pada perdagangan Selasa ini, melemah tajam. MeÂnyadur dari situs Logammulia. com, Selasa (28/6/2016), harga buyback emas turun menjadi Rp 553.000/gram, dimana seÂbelumnya berada di level Rp 610.000/gram.
Adapun harga beli emas batangan Antam dibanderol Rp 608.000/gram. Sementara unÂtuk ukuran dua gram dibandeÂrol Rp 1.176.000 dengan harga per gram Rp 588.000. Harga emas lima gram dipatok Rp 2.895.000 dengan harga per gram Rp 579.000.
Untuk emas 10 gram senilai Rp 5.740.000 dengan harga per gram Rp 574.000. Emas 50 gram Rp 28.500.000 dengan harga per gram Rp 570.000 dan emas 500 gram Rp 284.300.000 denÂgan harga per gram Rp 568.600. Harga emas Antam ini seragam dengan Pulogadung dan GeÂdung Sarinah yang sebesar Rp 553.000/gram.
Sementara itu, harga emas berjangka di New York MercanÂtile Exchange memperpanjang kenaikannya pada Selasa ini, imbas cabutnya Inggris dari Uni Eropa alias Brexit.
Melansir Xinhua, kontrak emas untuk pengiriman Agustus naik 0,17% alias USD2,30 ke levÂel USD1.324,70 per troy ounce (t.oz). Mengutip CNBC, spot emas diperdagangkan sekitar USD1.320 per t.oz pada Selasa pagi di Asia, sekitar 4% lebih tinggi dari tingkat sebelum hasil referendum Brexit pada 23 Juni lalu. Kepala investasi Scott NaÂtions mengatakan bahwa harga emas bisa lebih meningkat lagi hingga 6% mencapai USD1.400 per t.oz.
Mengutip Reuters, Selasa (28/6/2016), Kepala eksekutif Bullion Vault menyebut kenaiÂkan harga emas akibat penyerÂbuan terhadap logam mulia seÂbagai aset “safe haven†setelah imbas Brexit dan ketidakpasÂtian pasar ekuitas Amerika SeriÂkat.
Di New York, diler emas melÂaporkan hari tersibuk mereka di pengujung Juni, dimana mereka mendapat 25 panggilan dibandÂingkan 5-8 panggilan di hari biÂasa.
“Orang-orang tidak yakin apakah Brexit akan berlangsung jangka pendek atau tidak. Dan ketidakpastian di pasar saham, saya kira membuat orang terbÂuru-buru untuk membeli lebih banyak emas,†ujar Degussa Wrzesniok-Rossbach, kepala eksekutif diler bullion Degussa kepada Reuters. (Winda/NET)
Bagi Halaman