BOGOR TODAY – Dua pekan berlalu pasca dinobatkannya Bogor sebagai kota yang dicinÂtai warganya. Ajang yang diikuti oleh 21 negara tersebut berhasil membawa Bogor ke kancah duÂnia. Melihat hal tersebut, WaÂlikota Bogor Bima Arya bergegas menata kota demi mempersiapÂkan kehadiran para turis lokal maupun mancanegara.
“The Most Loveable Cities in World 2016 harus diperpanÂjang agar momentum seperti ini dapat berdampak pada pariÂwisata Bogor,†kata Bima.
Hal serupa dibenarkan oleh Kepala Bagian Umum Setda Kota Bogor R. J. Estiningsih. MenurutÂnya, dua hingga tiga bulan ke depan, Bogor akan dikunjungi oleh wisatawan yang penasaÂran kepada kota yang berhasil mendapatkan gelar The Most Loveable Cities in World 2016.
Bima bersama Dhahlan RaÂsyidi, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Ekonomi Kreatif; Daud Nedo Darenoh, Kepala DiÂnas Pendapatan Daerah; Encep Moh Al Hamidi, Kepala Bagian (Kabag) Hubungan Masyarakat (Humas): Setda Kota Bogor, KeÂpala Bagian Umum Setda Kota Bogor, dan perwakilan Relawan mengadakan pertemuan di BaÂlaikota Bogor (13/7/2016).
Pertemuan tersebut membaÂhas Konsep Branding Kota BoÂgor juga sebagai wadah mendisÂkusikan logo resmi Loveable Cities dan juga cenderamata yang akan diproduksi sebagai buah tangan para turis.
“Saya mau logo The Most Loveable Cities nanti dipajang di setiap hotel, restoran, tempat wisata, bahkan akan dibuatkan tugu khusus logo itu,†paparnya.
Kabag Humas Setda Kota Bogor, Encep Moh Ali Alhamidi menjelaskan konsep dari pemaÂjangan logo Loveable Cities. “Nanti buatkan tugu berbentuk logo tersebut serupa dengan tugu yang dikelilingi tanaman vertikal,†tuturnya.
Logo tersebut harus diguÂnakan di dalam kegiatan surat menyurat di setiap instansi. BahÂkan, Bima bersama Encep Moh Ali Alhamidi akan membangun tugu khusus yang berbentuk hati dengan Uncal di dalamnya. Baginya, hal tersebut akan berÂdampak pada perilaku masyaraÂkat yang akan selalu mengingat bahwa warga Bogor sangat menÂcintai kotanya.
Perihal cenderamata pun tidak luput dari pembahasan. “Kujang harus diganti sebagai logo Kota Bogor. Saya tidak berÂniat mengganti Kujang, tetapi untuk cenderamata Kujang tiÂdak akan lolos dari sensor ketika para turis membawanya kembaÂli ke negara asal mereka,†tutur Bima.
Menurut Bima, menjadikan Kota Bogor mendunia dimulai dari memperkenalkan ciri khas kotanya. Kujang tidak akan luÂlus sensor di bandara karena Kujang bisa dianggap sebagai benda tajam. Oleh karena itu, Kang Bima meminta agar logo cenderamata Kota Bogor diganti menjadi Uncal.
Dessy, perwakilan relawan, merespons permintaan Kang Bima. Diakui bahwa beberapa relawan lainnya sudah memÂbuat beraneka desain untuk cenderamata, seperti pin, kaos, stiker, dan totebag. Akan tetapi, para relawan mendapatkan kenÂdala biaya produksi.
“Enggak usah khawatir, nanti kita cari investor untuk menangÂgung biaya produksi,†pungkasÂnya. (Herza/Mgg/ed:Mina)
Bagi Halaman