“Setiap sektor sudah menentukan jadwal dan program selama karanÂtina. Selain latihan fisik dan teknik, mereka juga akan ada sesi diskusi bersama psikolog olahraga, analisa video pertandingan, dan berbagai program lainnya,†tutur Rexy yang juga menjabat sebagai Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI.
Rexi berharap para atlet mampu menjaga konsentrasi dan fokus di program karantina, apalagi olimpiÂade semakin dekat. Maka dipilihlah Kudus sebagai tempat karantina yang lokasinya jauh dari Jakarta. Selain itu, fasilitas lapangan bulutangkis dan wisma Djarum Foundation yang digunakan selama karantina, dinilai sangat memadai.
Empat pelatih akan mendampingi atlet di wisma yang disimulasikan seperti athlete village di olimpiade yaitu Bambang Supriyanto (tunggal putri), Herry Iman Pierngadi (ganda putra), Eng Hian (ganda putri) dan Richard Mainaky (ganda campuran).
Sementara tim sparring dan tim support tinggal di Wisma Kaliputu, berbeda dengan tim inti. Suasana ini benar-benar mirip seperti di olimpiÂade, dimana tim ofisial tidak dapat mendampingi atlet hingga kedalam athlete village. Sehingga atlet dilatih untuk mengatur jadwal terapi berÂsama fisioterapis sampai memperÂsiapkan perlengkapan latihan atau bertanding. PBSI akan memberangÂkatkan sejumlah pemain sparring unÂtuk mendampingi tim olimpiade selama menjalani program karanÂtina di Sao Paulo, diantaranya Vega Vio Nirwanda (tunggal putra), Ricky Karanda Suwardi, Wahyu NayÂaka Arya Pankaryanira, Hardianto, Moh. Reza Pahlevi Isfahani (ganda putra), serta Ronald Alexander/Melati Daeva Octavianti (ganda campuran). (Rishad/Snd)