Untitled-6GELOMBANG mudik tahap kedua Selasa malam, membuat Tol Cikampek- Jakarta lumpuh total sepanjang 43 kilometer. Kepadatan terjadi pada Gerbang Tol Cikarang Utama, hingga Rabu (13/7/2016) petang. Puncak mudik kedua diprediksi jatuh pada akhir pekan ini.

YUSKA APITYA AJI
[email protected]

Kepadatan terjadi dari Km 68 sam­pai 25 Km. Petugas call center Jasa Marga, Dewi, menjelaskan ke­macetan karena padatnya volume kendaraan dari Cikampek menuju Jakarta dan kendaraan yang masuk rest area 62, 57, dan 42.

“Kemacetan terjadi dari KM 68 sampai 25 KM. Selain itu, karena banyaknya kenda­raan yang masuk ke rest area 62, 57, dan 42,” ujar Dewi, saat dihubungi detikcom, Rabu (13/7/2016) pukul 18.00 WIB

TMC Polda Metro Jaya melaporkan kemac­etan itu karena disebabkan padatnya volume kendaraan. “Lalu lintas Tol Cikampek KM 50 arah Jakarta terpantau padat,” @TMCPoldaMetro.

Sebagian besar pemudik memang su­dah kembali ke kota asal. Namun, hingga h+6 Lebaran, arus balik masih padat. Berdasarkan catatan Polda Jabar, 2,1 juta kendaraan pemu­dik sudah melintas. Sisanya 500 ribu akan melintas bertahap hingga akhir pekan ini.

Menurut Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Yusri Yunus, pada H+5 atau Selasa, 12 Juli, hampir 3/4 kendaraan sudah kembali. “Sabtu atau Minggu diper­kirakan sisanya akan ada kepadatan, karena anak-anak mulai sekolah,” ucap Yusri saat ditemui di Mapolrestabes Bandung, Rabu (13/7/2016).

Ia mengatakan, kendaraan yang kem­bali dari arah Jawa Tengah dan Jawa Timur lebih banyak memilih jalur selatan saat menempuh arus balik kali ini. Mereka melintasi Banjar, Ciamis, Tasikmalaya jalur Lingkar Gentong, Kabupaten Garut meli­puti Malangbong, Limbangan, dan Kadun­gora, Kabupaten Bandung Nagreg sampai ke Cileunyi. “Mereka memilih jalur selatan karena saat pergi khususnya tol di Brebes exit macet dan mungkin orang-orang pada stres,” ungkap mantan Dir Pam Obvit Polda Kepulauan Riau ini.

Kepadatan di jalur selatan terjadi saat kendaraan memasuki wilayah Gentong Tasikmalaya dan Kabupaten Garut. Kepa­datan tersebut terjadi karena jalur tanjakan yang membuat kendaraan besar menu­runkan kecepatannya hingga menyebabkan antrean panjang. Selain itu, penyempitan jalur dan aktivitas masyarakat di pasar Lim­bangan dan Kadungora Garut menambah kepadatan.

Yusri menjelaskan, jika nanti macet masih mendera kendaraan di jalur selatan, pihak kepolisian akan mengalihkan lalu lintas ke jalur utara. “Mulai masuk Ciamis kalau ada kepadatan, dialihkan ke Maja­lengka. Jadi dari selatan ke utarakan lagi,” terangnya.

BACA JUGA :  Pj Wali Kota Bogor Lepas Kafilah MTQ ke Kabupaten Bekasi

Secara keseluruhan menurut Yusri, un­tuk arus mudik dan balik tahun ini memang beberapa daerah di Jabar kepadatan. Na­mun kepadatan masih relatif lancar. “Ke­macetan ada, tapi tidak sampai lumpuh,” pungkasnya.

Sementara itu, sanggahan dilontarkan Pemerintah Pusat. Kementerian Perhubun­gan (Kemenhub) menyatakan pemudik yang menggunakan bus Antar Kota Antar Provin­si (AKAP) turun 12,25%. Banyak pemudik pindah moda dan ikut mudik gratis.

“Jumlah (pemudik) yang mengunakan bus turun 12,25 persen dari tahun 2015 se­banyak 4.832.000 orang menjadi 4.239.000 orang di tahun 2016. Kenapa turun, karena sebagian naik motor, sebagian naik kendaraan pribadi, sebagian lagi naik kereta api plus ber­pindah ke pesawat terbang,” tutur Dirjen Per­hubungan Darat Kemenhub Pudji Hartanto.

Pudji menyampaikan hal itu dalam jum­pa pers di Kemenhub, Jalan Medan Merde­ka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (13/6/2017). Pada tahun ini, imbuhnya, semua penump­ang terangkut dan tidak ada yang terlantar. “Ada kepadatan iya, ada yang berebut ingin naik bus, tapi bisa diatur kepala termial dan tertib kembali,” lanjutnya.

Selain itu, banyaknya mudik gratis yang digelar Pemerintah via Kemenhub dan 11 perusahaan swasta juga menjadi faktor pemudik naik bus AKAP berkurang. “Mu­dik gratis program pemerintah dan swasta yang mendukung. Dari jumlah yang di­targetkan (untuk mudik gratis) hanya 42 persen, angka tidak terpenuhi 8.000 orang, hanya terpenuhi 3.000 orang. Mudik gra­tis zero kecelakaan. Pemudik gratis tidak ada yang tertimpa kecelakaan. Saya beri­kan apresiasi pada 11 perusahaan yang melakukan mudik ini,” jelas Pudji.

Angka kecelakaan di moda darat, tetap yang paling tinggi di antara moda lain. Na­mun demikian, angka kecelakaan ini menu­run dibanding tahun lalu. “Tapi ini kan tu­run 50 persen, kita apresiasi ke pengemudi. Alhamdulillah kita lakukan ramp check. Terhadap yang kecelakaan, bukan bus AKAP yang dilakukan ramp check. Ke depan akan kita lakukan evaluasi. Ya dia tidak di­lakukan ramp check tidak boleh berjalan,” paparnya. “Ke depan laik jalan harus betul-betul optimal. Tujuannya nanti masyarakat menggunakan bus. Kalau itu sudah oke, baru nanti kenyamanan. Keselamatan di dalam bagaimana. Baru nanti sarana lain terminal. Paling tidak seperti (terminal) Tirtonadi ya oke,” tuturnya.

Sementara, Menhub Ignasius Jonan, enggan dikorbankan sendiri. Bekas Dirut PT KAI itu menyebut Menteri PUPR Basuki Ha­dimuljono punya andil dalam macet ‘horor’ di wilayah Brebes, Jawa Tengah khususnya dan di wilayah lain selama musim mudik pada umumnya. Namun, DPR memandang persoalan ini bukan sekadar siapa meny­alahkan siapa. Kedua menteri itu akan di­panggil. “Memang hal terkait agar mudik tahun depan lebih baik kita akan mengun­dang Menteri PU dan Menteri Perhubun­gan, ternyata pada saat kita membangun, membuat perencanaan kita mau tak mau harus libatkan polisi. Mereka yang ngerti karena memang hari-hari tugas mereka di sana,” kata Ketua DPR Ade Komarudin di kantornya, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (13/7/2016).

BACA JUGA :  Kecelakaan Maut di Klaten, Toyota Etios Tertabrak KA Argo Wilis

Ade memandang pembangunan ruas tol hingga ke Brebes timur alias ‘Brexit’ se­bagai sebuah kemajuan. Pembangunan tol ini belum selesai sehingga masih banyak evaluasi. “Di Merak, kondusif ada kema­juan. Kalau pembangunan berhasil kemudi­an tol jadi sampai Pemalang bisa jadi kalau perencanaan enggak matang ada masalah baru,” imbuh Ade.

Dia lalu meminta agar semua pihak tak hanya ego sectoral saja dalam menangani masalah. Tak bisa saling menyalahkan hing­ga akhirnya tidak solusif. “Hal yang mahal di negeri ini sesungguhnya bukan sekarang saja dan belum berhasil adalah koordinasi antar instansi, bukan hanya kabinet tapi se­luruh tempat di negeri ini ada ego sectoral bahwa ada anggapan institusi sendiri paling bagus,” pungkas Ade.

Puncak Mudik Akhir Pekan

Sementara itu, PT Lintas Marga Sedaya (LMS) selaku operator jalan Tol Cikopo-Pali­manan (Cipali) mencatat, hingga H+6 Leba­ran, Selasa (12/7/2016) kemarin, jumlah kendaraan pemudik dari Jakarta yang telah kembali baru sekitar 65 persen.

Wakil Direktur Utama PT LMS Hudaya Arryanto, terkait masih tingginya arus balik kendaraan dari arah Cirebon ke Jakarta yang masuk melalui Gerbang Tol Palimanan. Menurut Hudaya, jumlah kendaraan yang masuk Tol Cipali dan keluar di Gerbang Tol (GT) Palimanan selama arus mudik Lebaran tercatat mencapai 394.400 kendaraan.

Sementara jumlah kendaraan berplat nomor Jakarta yang masuk ke Tol Cipali melalui GT Palimanan hingga H+6 Labaran baru sekitar 252.700 kendaraan. “Hingga hari ini kendaraan mudik yang kembali melakukan arus balik ke Jakarta baru seki­tar 65 persennya. Kami memprediksi arus balik diperkirakan akan terus berlangsung dan baru akan berakhir pekan ini,” kata Hu­daya, kemarin.

Ia memperkirakan, pada akhir pakan akan kembali terjadi lonjakan dan kepa­datan di Tol Cipali, seiring habisnya masa liburan sekolah. “Akhir pekan kami perki­rakan Cipali kembali akan dipadati pemu­dik yang akan kembali ke Jakarta, karena Seninnya, sekolah sudah mulai masuk,” ujarnya. (*/ed:Mina)

 

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================