rtshzm2PARIS TODAY– Teror kembali menyapa Perancis. Sebuah truk tronton menyeruduk kerumu­nan orang dalam perayaan Bas­tille Day di Nice, Perancis, Kamis, 14 Juli 2016, malam waktu setem­pat. Data terakhir tercatat seban­yak 84 orang tewas.

Berdasarkan keterangan jaksa tersebut, sang sopir mena­brakkan truk yang dikendarainya ke arah kerumunan orang den­gan kecepatan tinggi. Orang yang ada di sana pun terlempar. Sopir truk tersebut akhirnya ditembak mati aparat kepolisian. Selain mengakibatkan korban tewas, peristiwa itu melukai sekitar se­ratus orang.

Seperti dikutip kantor beri­ta BBC, tragedi tersebut terjadi di Nice selatan. Menurut informasi yang dilansir sebuah koran lokal Prancis, insiden terjadi saat per­ayaan kembang api di salah satu tempat wisata yang menjadi ikon Prancis, Promenade des Anglais.

Dalam sebuah foto yang beredar di Twitter, lusinan orang terbaring tak berdaya di jalanan. Wali Kota Nice Christian Estrosi menyatakan sopir truk tronton itu terlihat sangat ingin membunuh puluhan orang yang ada di sana.

Menurut jaksa Nice, Jean- Michel Pretre, truk tersebut menyeruduk kerumunan orang sejauh 2 kilometer. Presiden Prancis, Francois Hollande, pun langsung kembali ke Paris dari kunjungan pribadinya ke Avi­gnon, Prancis tenggara, untuk memberi keterangan resmi atas tragedi tersebut.

Seorang reporter AFP mem­beri kesaksian bahwa insiden itu terjadi saat perayaan kembang api baru saja usai. “Kami melihat kerumunan orang-orang ditabrak dan tubuh mereka beterbangan,” tuturnya. Seorang saksi juga beru­jar, “Semua orang berteriak lari, lari, dan lari. Kepanikan yang luar biasa.”

Hingga kini, pemerintah Prancis mencatat, 84 orang, ter­masuk anak-anak, tewas akibat kejadian tersebut. Sedangkan 18 lain dalam kondisi kritis

Laporan terbaru ini disam­paikan Menteri Dalam Negeri Prancis Bernard Cazeneuve dalam rilisnya yang dimuat BBC, Jumat, 15 Juli 2016.

Tabrakan pada Kamis malam, 14 Juli 2016, waktu se­tempat, itu terjadi seusai peray­aan Bastille Day, hari nasional yang dirayakan pada 14 Juli se­tiap tahun. Parade saat perayaan Bastille Day dilakukan untuk memperingati 200 tahun lebih terjadinya Revolusi Prancis

Senjata-senjata ditemukan dalam truk yang menabrak keru­munan orang itu. Sopir truk dikabarkan mengambil ancang-ancang sebelum menabrak massa dengan kecepatan tinggi. Seorang saksi menyatakan sang sopir me­laju pada jarak 4 kilometer.

Truk yang disebutkan ber­jalan zig-zag itu menyibak orang-orang di sepanjang jalan. Si sopir lalu turun dari truk dan menembaki orang sekitarnya. Kementerian Dalam Negeri Pran­cis memastikan sopir truk tewas ditembak polisi.

Akibat kejadian ini, Presiden Prancis Francois Hollande me­nyatakan negaranya dalam target teroris Islam. Hollande memper­panjang masa tanggap darurat di Prancis hingga tiga bulan men­datang. Kondisi darurat juga telah diberlakukan Hollande selama delapan bulan pasca-serangan di Paris pada 13 November 2015 yang menewaskan 130 orang.

Presiden Prancis Francois Hollande mengatakan insiden tersebut merupakan sebuah se­rangan teror. Dalam keterangan pers di kediamannya, Hollande mengatakan status tanggap daru­rat yang seharusnya berakhir pada 26 Juli 2016 akan diperpan­jang tiga bulan.

Hollande juga menyatakan Prancis akan mengerahkan sepu­luh ribu kekuatan militernya untuk mengamankan situasi. Hollande berujar, ia akan men­gunjungi Nice, Jumat ini, sebagai bentuk dukungannya terhadap warga di Nice menyusul terjadin­ya insiden pada Kamis kemarin pukul 22.40 waktu Prancis itu.

Otoritas Prancis menetap­kan masa berkabung nasional selama 3 hari usai teror truk yang menewaskan 84 orang. Bendera setengah tiang akan dikibarkan di Prancis selama masa berkabung itu.

Perdana Menteri Prancis, Manuel Valls, seperti dilan­sir AFP, Jumat (15/7/2016), me­nyatakan pengibaran bendera setengah tiang akan dimulai sejak Jumat (15/7) ini hingga tiga depan ke depan. Aturan hukum yang mengatur perluasan wewenang bagi polisi akan dibahas di par­lemen pekan depan. “Waktu berubah, Prancis harus hidup dengan terorisme, dan kita ha­rus menghadapi ini bersama dan menunjukkan ketenangan kita,” ucap PM Valls.

“Prancis adalah negara yang hebat dan memiliki demokrasi yang hebat dan kita tidak akan membiarkan negara kita did­estabilisasi,” imbuhnya. “Kita harus membawa bangsa Prancis bersatu. Satu-satunya tanggapan bermartabat (terhadap teror truk) adalah Prancis tetap ber­pegang pada semangat 14 Juli, Prancis yang bersatu dengan nilai-nilanya,” tegas PM Valls..

(Yuska Apitya/net)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================