TANBUL TODAY– PemerÂintah Turki mengambil tindaÂkan tegas untuk menghukum para pendukung percobaan kudeta yang gagal pada akhir pekan lalu dengan menangÂkap tak kurang dari 6.000 perÂsonel militer dan pengadilan.
Dua hari usai drama perÂcobaan kudeta, pemerintahÂan yang dipimpin Presiden Recep Tayyip Erdogan meÂnyatakan situasi kini berada dalam kendali, baik sektor keamanan maupun ekonomi. Erdogan menuduh musuhnya, ulama Muslim yang berbasis di Amerika Serikat Fethullah Gulen, sebagai dalang percoÂbaan kudeta, salah satunya dengan menciptakan “strukÂtur paralel†di jajaran perÂsonel pengadilan, polisi, angÂkatan bersenjata dan media.
Hingga Minggu (17/7/2016) malam, pemerintah Turki telah menangkap hampir 3.000 komplotan militer pelaku kuÂdeta, mulai dari komandan tingkat atas hingga prajurit berÂpangkat rendah. Sekitar 3.000 lainnya yang ditangkap meruÂpakan para hakim dan jaksa.
Di antara mereka yang diÂtangkap adalah Jenderal Bekir Ercan Van, komandan pangkaÂlan udara Incirlik yang selama ini digunakan sebagai markas jet tempur Amerika Serikat untuk melawan ISIS di Irak dan Suriah.
CNN Turk melaporkan bahwa asisten kepala miliÂter Erdogan juga termasuk yang ditahan. Sementara, pemerintah Arab Saudi meÂnahan atase militer Turki unÂtuk Kuwait atas permintaan Turki, menurut laporan meÂdia Saudi, Al Arabiya TV.
Pada Sabtu (16/7/2016), Menteri Tenaga Kerja Turki Suleyman Soylu menyatakan kepada mediaHaberturk bahÂwa ia yakin Washington beÂrada di balik upaya kudeta.
Menteri Luar Negeri AS John Kerry menegaskan bahwa tuduhan AS mendalangi kudeta adalah informasi yang «sangat salah» dan menyatakan pada Minggu bahwa AS tidak memiÂliki informasi intelijen sebelumÂnya soal perencanaan kudeta.
Sementara, para penÂdukung Erdogan berkumÂpul di depan rumahnya di Istanbul, mendesak agar komplotan kudeta menghaÂdapi hukuman mati. Di TurÂki, hukuman mati dilarang pada 2004, salah satu kebiÂjakan Turki yang berubah sebagai upaya untuk berÂgabung dengan Uni Eropa.
«Kita tidak bisa mengabaiÂkan permintaan ini,» kata ErÂdogan di tengah para penduÂkungnya, dikutip dari Reuters.
Dalam demokrasi, apa pun yang diminta rakyÂat harus terjadi, ujarnya.
Erdogan mengatakan «keÂlompok teror» yang dipimpin GuÂlen telah merusak angkatan berÂsenjata. Ia bersumpah, bahwa aksi «pembersihan» militer akan terus berlanjut. Gulen sendiri di keÂdiamannya di Pennsylvania, AS, membantahterlibatdalamkudeta.
Kementerian Luar NegÂeri Turki menyatakan korban tewas akibat aksi kekerasan yang mewarnai kudeta pada Jumat mencapai lebih dari 290 orang, termasuk 100 pemberontak. Jumlah koÂrban luka mencapai 1.400 orang. (Yuska Apitya/cnn)
Bagi Halaman