Presiden Joko Widodo ( Jokowi) raihan tersebut adalah dampak dari upaya pemerintah dan banyak piÂhak dalam mengendalikan harga baÂrang, khususnya kebutuhan pokok. Tergambar pada sisi inflasi yang renÂdah. “Pertama, karena inflasi yang terus bisa jaga angka 3-4%,†ungkap Jokowi saat membuka rapat kabinet terbatas di Istana Negara, Jakarta, Selasa (19/7/2016).
Kemudian, menurut Jokowi adalah penyaluran dana desa. Hal tersebut memutar roda perekoÂnomian, khususnya pada wilayah perdesaaan. “Dana yang mengalir ke desa, saya kira berpengaruh terÂhadap kemiskinan yang ada di kamÂpung-kampung,†papar Jokowi.
Seebagai langkah pengentasan kemiskinan, Jokowi menginginkan program beras untuk masyarakat miskin (raskin) diganti menggunakÂan voucher atau kupon. Hal ini haÂrusnya dapat terealisasi pada awal 2017 mendatang. «Saya minta peÂrubahan ini secara bertahap dapat dimulai, diterapkan pada awal 2017,» ungkap Jokowi saat membuÂka rapat kabinet terbatas di Istana Negara, Jakarta, Selasa (19/7/2016).
Mekanismenya, voucher akan diberikan langsung kepada rumah tangga miskin. Sesuai dengan data dari Badan Pusat Statistik (BPS).
“Voucher yang akan disampaiÂkan langsung kepada rumah tangga yang jadi sasaran. Dan voucher ini dapat digunakan untuk menebus beÂras, atau telur, atau bahan pokok lainÂnya. Di pasar, di warung, di toko pada harga yang berlaku,†terangnya.
Jokowi menilai mekanisme tersebut lebih efektif dibandingkan dengan yang berjalan saat ini. SubÂsidi yang diberikan juga akhirnya lebih tetap sasaran.
“Harapan saya adalah dengan me-reform ini rakyat yang belum sejahtera, yang belum mampu akan memiliki lebih banyak pilihan bisa membeli sembako di pasar atau toko dengan kualitas lebih baik, dan juga bisa memperoleh nutrisi lebih seimbang, nggak hanya karbohidÂrat, tapi protein juga seperti telur,†paparnya.
Akan tetapi program dimungÂkinkan tidak diberlakukan pada seÂluruh masyarakat. Jokowi akan meÂnyiapkan kebijakan khusus untuk daerah-daerah tertentu. “Saya minÂta ada sebuah peta jalan perubahan yang direncanakan dengan matang, sehingga proses transisi ini bisa berÂjalan dengan baik. Untuk daerah yang sulit dijangkau seperti di PapÂua, Natuna, Morotai dan lain-lain saya kira perlu ada kebijakan khusus yang harus disusun,†tandasnya.(*)