“ L i n t Âasannya cukup pendek dan sering disebut ‘lintasan balapan Monaco’, cuma kurang tembok saja. Anda menghadapi banyak tikungan, satu lintasan lurus yang panjang dan setelah itu banyak tikungan lagi, dan Anda tak banyak mendapatkan waktu untuk beristirahat di antaranya. Itu membuatnya menjadi berat dan secara fisik merupakan tantangan besar untuk para pengemudi. Tapi, secara keseluruhan, ini merupakan tempat yang sangat ingin kami datangi,†imbuhnya.
Optimisme Rio
Optimisme meraih hasil baik juga ada di kubu pebalap Indonesia, Rio Haryanto. Duta Besar RI untuk Hungaria, Wening Esthyprobo, beserta staf KBRI dan masyarakat Indonesia di Hongaria meÂnyambut dengan antusias dan meriah kedatangan Rio Haryanto, pembalap Formula 1 pertama dari Indonesia, di Bandara International Liszt Ferenc Budapest.
Pegawai Bagian Penerangan, Sosial, dan BudaÂya KBRI Budapest, Yudhi Gunawan, kepada Antara London, Kamis (21/7/2016) dilansir Tempo, menyeÂbutkan Sirkuit Hungaroring tidak asing lagi bagi pembalap asal Solo tersebut.
Rio bahkan pernah naik podium sebagai juara pertama dalam GP3 di sirkuit itu pada 2011. Rio juga berhasil menjuarai sprint race pada 2012. Pada GP2 di Hungaroring tahun 2012, Rio melakukan amazÂing overtake yang aman dan sempurna ketika meÂnyalip lawan-lawannya.
Dalam jumpa pers di taman belakang KBRI BuÂdapest yang dikemas dalam bentuk meet and greet, Rio mengucapkan terima kasih atas dukungan KBRI dan masyarakat Indonesia di Hongaria yang begitu besar. Hal ini akan menjadi penyemangat bagi Rio untuk terus berprestasi dan menorehÂkan hasil terbaik di Hungaroring
Karakter Hungaroring yang sesungguhnya tidak mengutaÂmakan kecepatan, tapi lebÂih didominasi lintasan yang pendek dan seÂdikit sempit dengan kesempatan overÂtake yang minim. Adapun Rio ahli dalam hal itu, sehingga kesemÂpatan meraih poin di Hongaria sangatlah besar. (Rishad/Net)