Bima mendukung kegiatan positif yang mengarah kepada pendidikan anak-anak. Kendati demikian, Bima berpesan kepada para siswa yang akan berangkat untuk menguatkan mental merÂeka selama belajar di luar negeri. Bima tidak mau jika pelajar yang pulang dari luar negeri justru siÂkapnya berubah dan tidak sesuai dengan kultur Indonesia, bahkan Bogor. “Di luar negeri nanti janÂgan tidak mau bersikap keindoÂnesiaan dan kesundaan. Kalian berasal dari Indonesia dan Bogor, perkenalkan budaya kalian di sana jangan malah ikut budaya sana,†pesannya.
Dina menceritakan bahwa taÂhun lalu ada seorang siswa asal Amerika dan dua orang asal JerÂman yang tinggal di Kota Bogor. Semula mereka masih mengguÂnakan bahasa asal mereka denÂgan logat mereka. Akan tetapi, ketika hendak pulang justru merÂeka menggunakan bahasa IndoÂnesia dengan logat Sunda. “Salah satu di antara mereka senang, Pak, dinamakan Euis di Kota BoÂgor karena Euis artinya cantik,†kata Dina. Dina pun mengundang Bima untuk hadir di acara FarÂrewel Pelepasan Para siswa ke luar negeri pada 6 Agustus 2016 di Taman Mini Indonesia Indah.
“Perihal dana bisa kita atur nanti, cari perusahaan yang siap kerja sama,†tutup bima.(Herza/Mgg/ed:Mina)