BOGOR TODAY – Program rerouting (perubahan rute) angkutan kota (angkot) yang direncanakan setelah diberÂlakukannya Sistem Satu Arah (SSA) tampaknya masih menunggu waktu yang tepat. Pasalnya, hingga kini masih belum dilakukan oleh Pemkot Bogor. Hal ini masih terkendÂala karena sebelum dilakukan rerouting, harus terlebih dahuÂlu dilakukan konversi angkot.
Kepala Bidang (Kabid) AnÂgkutan Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (DLLAJ) Kota Bogor Ade Teddy Setiadi meÂnuturkan, bahwa program rerouting angkot belum dapat dijalankan. Menurutnya, perlu adanya konversi angkot ke bus terlebih dahulu.
Selain itu, diakuinya penÂgelola atau sopir angkot pun tidak mengeluh dengan adÂanya SSA yang berlaku, meski pada awalnya para sopir anÂgkot mengeluh penurunan pendapatan karena SSA yang dipermanenkan.
“Memang pemahaman sopir dan pemilik angkot terhÂadap konversi belum semuanÂya mengerti karena jalur sudah dipersiapkan, tetapi jumlah angkot yang akan dikonversi menunggu perhitungan,†katÂanya, Kamis (21/7/2016).
Dikatakannya, jumlahnya masih menunggu karena konversi angkot ini ada reguÂlasi Peraturan Daerah (Perda) Nomor 3 Tahun 2013. Dapat dilakukan secara bertahap, yakni konversi tiga angkot jadi dua angkot dengan muatan lebih besar jenis mobil APV atau Grand Max. “Tapi ada juga kebijakan yang memang ditawarkan pemerintah, yaitu tiga angkot menjadi satu bus,†jelasnya.
Teddy mencontohkan, ada trayek yang rencananya akan diperpanjang seperti trayek angkot 02, 21, 09, dan 03 yang berada di koridor luar yang akan berubah menjadi trayek Ciawi ke Ciluar atau dari SinÂdang Barang ke Ciawi. “Yang tadinya ada empat trayek, menjadi satu trayek. Rapat terÂakhir mereka ingin menetapÂkan mana saja yang dikonversi dan mana yang di-rerouting,†ucapnya.
Ia memaparkan, untuk koÂridor tengah direncanakan dari 240 angkot menjadi 80 bus. Itu untuk opsi pertama, tetapi kalau gagal difokuskan opsi kedua dengan mengganti tiga angkot menjadi dua anÂgkot dengan kapasitas besar jenis mobil APV atau Grand Max.
“Dari jumlah 3.412 angkot akan menjadi 2.600 angkot yang ada di Kota Bogor, tuÂjuannya adalah mengurangi angkot,†ungkapnya. Masalah tenaga kerja, sambungnya, juga akan memperhatikan pengelola angkot yang sudah dicabut trayeknya akan menÂjadi plat hitam agar dapat diÂgunakan untuk usaha lainnya. (Abdul Kadir Basalamah/ ed:Mina)
Bagi Halaman