Untitled-21JAKARTA, Today – Men­ko Perekonomian Darmin Nasution menilai ruang pelonggaran kebijakan moneter masih terbuka cukup lebar untuk men­dorong pertumbuhan ekonomi, terutama menurunkan suku bunga acuan (BI Rate).

Walaupun akhirnya Bank Indonesia (BI) lebih memilih untuk menahan pada level 6,5%. “Seb­etulnya ruang pelong­garan moneter itu masih terbuka. Jadi, kalau BI tidak menurunkan BI rate, saya melihatnya kok lebih karena mereka mau melakukan kebijakan baru yang tingkat Reverse Repo 7 hari,” jelas Dar­min di kantornya, Jakar­ta, Minggu (24/7/2016).

BACA JUGA :  Petir Sambar 3 Nelayan di Sampang Madura saat Melaut

Indikasinya terlihat pada realisasi inflasi yang terjaga dengan baik. Infla­si pada Juni 2016 tercatat sebesar 0,66% (month to month) atau 3,45% (year on year), relatif lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata inflasi periode Ramadan dalam empat tahun terakhir.

“Kalau dilihat ruang untuk pelonggaran mon­eter, dilihat dari inflasi, dilihat dari kebutuhan untuk mendorong per­tumbuhan sebenarnya cukup jelas,” terangnya.

“Sehingga saya kok percaya pada bulan-bulan mendatang, BI masih akan mengem­bangkan lebih jauh, su­paya dia sejalan dengan situasi perekonomian,” ungkap Mantan Guber­nur Bank Indonesia (BI) tersebut.

BACA JUGA :  Cek Lokasi SIM Keliling Kota Bogor, Senin 22 April 2024

Seperti diketahui, BI Rate ditahan pada level 6,50%, dengan suku bunga Deposit Facil­ity sebesar 4,50% dan Lending Facility sebe­sar 7,00%. Bank Indo­nesia juga memutuskan BI 7-day (Reverse) Repo Rate tetap sebesar 5,25% sejalan dengan rencana reformulasi suku bunga kebijakan yang telah diu­mumkan pada 15 April 2016. (Abdul Kadir Ba­salamah/Net/ed:Mina)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================