Oleh : Yuska Apitya
[email protected]
PT Biotis Prima Agrisindo (BPA), perusahaan yang didirikan oleh 2 investor asal China yang bernama Pharmally International Holding Company dan Harbin Weike Biotechnology Company, mendirikan pabrik vaksin hewan di Jalan Pemuda, Desa Curug, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor.
Pabrik vaksin hewan yang akan memproduksi vaksin Avian InfluÂenza (flu burung) dan vaksin NewÂcastle Disease ini mulai groundÂbreaking pada pukul 09.00 WIB tadi.
Dijadwalkan proses pembanguÂnan pabrik dan percobaan produkÂsi akan selesai pada kuartal III 2017. Sementara kegiatan produksi akan dimulai pada kuartal IV 2017. “PeÂrusahaan akan memenuhi kebutuÂhan pasar ASEAN, terutama IndoÂnesia dengan produk vaksin Avian Influenza dan Newcastle Disease,†kata Chairman Pharmally InternaÂtional, Tony Huang, saat groundÂbreakingpabrik di Bogor, Sabtu (23/7/2016).
Tony mengatakan, Indonesia seÂbagai negara dengan populasi terbeÂsar keempat di dunia dan terbanyak di Asia Tenggara memiliki tingkat konsumsi daging ayam yang sangat tinggi. “Oleh kareana itu, terdapat kebutuhan yang besar akan vaksin flu burung untuk mencegah penyeÂbaran penyakit dan menjamin kesÂehatan unggas,†tutur Tony.
Untuk membangun pabrik vakÂsin ini, total biaya investasi yang digelontorkan dalam 3 tahun ke depan mencapai US$ 100 juta atau setara Rp 1,3 triliun (dengan asumsi kurs dolar Rp 13.000). “Pada tahap awal, kapasitas produksi vaksin tahunan diperkirakan mencapai 8 miliar ampul,†dia mengungkapÂkan.
Untuk penyerapan tenaga kerÂja, Tony berjanji akan sebanyak-banyaknya menyerap tenaga kerja lokal dari Indonesia. “Tentu kita mengharapkan sebanyak mungkin pekerja lokal. Tapi untuk departeÂmen penelitian dan pengembangan (litbang) dan quality control masih harus pakai expert dari Tiongkok. Selain 2 departemen tadi semuanya pakai pekerja lokal,†pungkasnya.
PT Biotis Prima Agrisindo (BPA), perusahaan yang didirikan oleh investor asing asal China, mendirikan pabrik vaksin hewan dengan investasi senilai US$ 100 juta atau setara dengan Rp 1,3 trilÂiun di Jalan Pemuda, Desa Curug, Kecamatan Gunung Sindur, KabuÂpaten Bogor.
Chairman Pharmally InternaÂtional, Tony Huang, mengungkapÂkan bahwa pihaknya mendirikan pabrik yang memproduksi vaksin Avian Influenza (flu burung) dan vaksin Newcastle Disease di IndoÂnesia karena melihat potensi pasar yang besar.
“Sebagai negara dengan popuÂlasi terbesar keempat dan terbanyak di Asia Tenggara, tingkat konsumsi daging ayam di Indonesia sangat tinggi. Oleh kareana itu, terdapat kebutuhan yang besar akan vaksin flu burung untuk mencegah penyeÂbaran penyakit dan menjamin kesÂehatan unggas,†kata Tony.
Tony juga menyebut Indonesia sebagai negara yang kondusif sebÂagai tujuan investasi berkat situasi ekonomi dan dukungan pemerinÂtahan.
“Dalam beberapa tahun terakhÂir, Indonesia menjadi salah satu negÂara dengan pertumbuhan kekuatan ekonomi dunia tercepat. PemerinÂtah Indonesia juga selalu berupaya menyempurnakan iklim investasi bagi investor asing dan menawarÂkan kebijakan fasilitas penanaman modal,†ujarnya.
Dia menambahkan, saat ini InÂdonesia masih bergantung pada impor untuk memenuhi kebutuhan vaksin hewan. Adanya produksi vaksin flu burung dari BPA ini akan mengurangi impor yang dilakukan Indonesia.